Rabu, 10 Januari 2018

MUQODIMAH


FAEDAH BELAJAR ILMU NAHWU

Bismillah....

Faedah Pertama
     
Kedudukan dan Kemuliaan Mempelajari Ilmu Nahwu

1⃣ kedudukan ilmu nahwu ibarat garam dalam makanan. Bisa kita bayangkan bagaimana rasanya makanan tanpa garam.
Jika seseorang lalai dari mempelajari ilmu nahwu, maka akan menjadi sebab dia tergelincir ke dalam banyak kesalahan.

2⃣ Ketahuilah wahai Thullabul' Ilm!! Sungguh, para imam kaum muslimin baik dari kalangan salaf dan khalaf, mereka sepakat menjadikan ilmu nahwu sebagai syarat para imam berada pada kedudukan ijtihad dalam ilmu. Seandainya seorang imam telah mengumpulkan seluruh dari cabang ilm, dia tidak akan berada pada kedudukan ijtihad sampai dia menguasai ilmu nahwu.


3⃣ Ketahuilah, wahai para penuntut ilmu!!! Mempelajari ilmu nahwu adalah suatu jembatan awal untuk mengenal ilmu hadits dan cabang ilmu yang lain.


⬆ Lihat Tahqiq atas syarah Matan Jurumiyyah, Syeikh Utsaimin oleh Syeikh Ahmad bin Ibrahim bin Abdul Maulah, halaman 5-6.


========================================================================
  Faedah Kedua

Pentingnya Mempelajari Ilmu Nahwu

-Sesungguhnya Ilmu Nahwu adalah suatu ilmu yang sangat mulia. Yang dengannya merupakan washilah untuk memahami Kitabullah dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
-Sesungguhnya memahami Kitabullah dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه و سلم, sangatlah terkait dengan pemahaman seseorang terhadap ilmu Nahwu.

- Nasehat indah Syeikh Sholeh Al Utsaimin رحمه الله

(Lihat Muqaddimah, Syarah Jurumiyyah oleh Syeikh Utsaimin hal. 13)
-
Sebagian orang berkata, ilmu Nahwu adalah ilmu yg sulit. Mempelajarinya butuh waktu yang sangat panjang. Jika dia telah mempelajarinya, maka dia tetap tidak akan memahaminya.

🌷 Berkata Syeikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah, perkataan tersebut tidaklah benar. Perkataan ini adalah perkataan yang melemahkan seorang penuntut ilmu, sehingga dia lari darinya. Kita tidak akan membenarkannya, bahkan kita harus mengatakan:

🌹Ilmu Nahwu adalah ilmu yang sangat mudah.
🌹Dalam menguasainya hanya membutuhan waktu yang sebentar.
🌹Tahap tahap mempelajarinya sangatlah MUDAH, akan tetapi berSUNGGUH SUNGGUHLAH diawal mempelajarinya.

⬆ Lihat Muqaddimah Syarah Jurumiyyah oleh Syeikh Sholeh Al Utsaimin Halaman 14.


🍀 Kunci Sukses Belajar Nahwu

---------------------
🌺 Berkata Syeikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah: Mempelajari dan memahami ilmu Nahwu adalah perkara yang sangat penting.

Ketahuilah!!

Bahwa sesungguhnya Ilmu Nahwu adalah ilmu yang memang sulit pada awalnya, namun setelah itu akan ada kemudahan pada tahap berikutnya.
🍁Ilmu Nahwu bagaikan sebuah istana yang terbuat dari mutiara, yg didalamnya terdapat berbagai macam kenikmatan. Adapun pintunya, terbuat dari besi. Banyak tantangan dan butuh perjuangan untuk membukanya. Namun seseorang jika telah berhasil membukanya, maka dengan mudah dia akan bisa melakukan dan mengambil apa saja yang ada di dalamnya.
💐💐 Oleh karena itu, bersemangatlah kalian mempelajarinya, dan bersungguh sungguhlah kalian di awal mempelajarinya. Karena setelah itu, kalian akan mendapatkan kemudahan di tahap berikutnya dalam mempelajarinya...

⬆ Lihat Muqaddimah Syarah Jurumiyyah oleh Syeikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah, halaman 13, dengan sedikit perubahan alur bahasa.


======================================================================


Faedah Kelima

🍁 Manfaat Mempelajari Ilmu Nahwu

---------------------
Manfaat mempelajari ilmu Nahwu sangatlah banyak, dianataranya:
=Menjaga lisan dari kesalahan dalam berbahasa Arab.
= Membantu seseorang untuk memahami makna makna yang terdapat di dalam Al Quran dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه و سلم
= Memahami maksud yang jelas dari ucapan orang Arab.

=Lihat Tuhfatu Tsaniya Syarah Jurumiyyah, Muhammad Muhyiddin bin Abdul Hamid halaman 4 dan Tuhfatul Washabiyah halaman 8.


=========================================================================
Faedah Keenam

= Tantangan dalam Mempelajari Ilmu Nahwu

-----------------------

Tahukah kita, bahwa musuh musuh Islam berupaya untuk menjauhkan kaum muslimin dari mempelajari Ilmu Nahwu...


= Syeikh Muqbil Rahimahullah berkata: Ilmu Nahwu adalah cabang ilmu yang sangat penting dan wajib bagi kita untuk memberikan perhatian yang lebih dalam mempelajarinya.


= Sesungguhnya musuh musuh Islam berupaya untuk menjauhkan kaum muslimin dan lari dari mempelajari ilmu Nahwu yang merupakan bagian dari agama mereka. Mereka menggambarkan dan mendeklarasikan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang tidak penting untuk kita pelajari.


=======================================================================


Faedah Ketujuh

💧Wajibnya Mendahulukan Mempelajari Bahasa Arab dibandingkan Bahasa yang lain.


🍁 Berkata Syeikh Muqbil Rahimahullah: Sungguh musibah pada hari ini, banyaknya manusia yang berpaling dari mempelajari Bahasa Arab, kecuali orang orang yang dijaga oleh Allah. Kebanyakan dari mereka menyibukkan diri dan menghabiskan waktu untuk mempelajari Bahasa Asing.


🍁 Ketahuilah! Tidak semua orang dibebankan mempelajari Bahasa Asing dan menelantarkan Bahasa Arab. Hal ini dikarenakan Nabi hanya memerintahkan kepada sahabat Zaid bin Tsabit untuk mempelajari Bahasa Ibraniyah, dan tidak memerintahkan kepada sahabat yang lain.


🍁 Sungguh musibah besar di hari hari ini, bahwa para pemuda pemudi kaum muslimin tersibukkan dengan mempelajari Bahasa Asing. Dan tidaklah mereka mengenal Bahasa Arab melainkan hanya sebagai syarat kelulusan di bangku perkuliahan mereka. Setelah mereka lulus, mereka pun melupakan Bahasa Arab dengan kelupaan yang sangat jauh.


⬆ Lihat Muqaddimah kitab Al Hulal Dzahabiyyah, Syarah Tuhfatu Tsaniya halaman 8.


========================================================================
Faedah Kedelapan

💐 Pentingnya Memperkuat Ilmu Bahasa Arab, sebelum memperkuat ilmu yang lain 💐


🍁 Berkata Syeikh Muqbil Bin Hadi Al Wadi Rahimahullah: Saya nasehatkan kepada para penuntut ilmu untuk mempkuat ilmu Bahasa Arabnya.


🍁🍁 Barang siapa yang telah kuat ilmu Bahasa Arabnya, maka dia akan mudah memahami ilmu ilmu yang lainnya, In sya Allah.


⬆ Lihat Muqaddimah Kitab Al Hulal Dzahabiyyah halaman 7.


======================================================================== Faedah Kesembilan

=Cabang Ilmu Bahasa Arab manakah yang paling penting.


= Ketahuilah! Sesungguhnya ilmu Bahasa Arab mempunyai 12 cabang disiplin ilmu. Yaitu, Ilmu Lughah, Ilmu Nahwu, Ilmu Sharaf, ilmu Ma'ani, ilmu Bayan, ilmu Badii, ilmu Arudh, ilmu Qawaafi, ilmu Qawaain, ilmu Qira'ah, ilmu Insyai Rasaail, dan ilmu Muhadhaarat 📚  


=Ketahuilah! Bahwa cabang ilmu Nahwu adalah cabang ilmu yang paling bermanfaat. Hal ini disebabkan karena seluruh cabang cabang ilmu Bahasa Arab membutuhkan ilmu Nahwu.


=Berkata Imam As Suyuthi Rahimahullah: Barang siapa yang menguasai ilmu Nahwu, maka dia akan mudah menguasai seluruh cabang ilmu Bahasa Arab yang lainnya.


⬆ Lihat Kitab Al Kawaakibu Durriyyah halaman 25.

========================================================================

Faedah Kesepuluh

= Keadaan Manusia dalam Mempelajari Ilmu Nahwu


Ada tiga keadaan manusia dalam mempelajari ilmu Nahwu:

=Yang pertama, Al Ifrhaath, yaitu orang orang yang mempelajari ilmu Nahwu secara berlebih lebihan. Mereka menjadikan ilmu Nahwu sebagai puncak dan tujuan akhir apa yang dia pelajari dalam hidupnya. Seluruh waktunya dia habiskan hanya untuk mempelajari ilmu Nahwu. Sehingga dia melupakan ilmu yang paling penting, yaitu ilmu aqidah (tauhid). Inilah salah satu sebab menyimpangnya manusia dari jalan Salafus Sholeh, seperti yang terjadi pada orang orang syiah dan sufi.

=Yang Kedua, At Tafriith, adalah orang orang yang meremehkan dan sama sekali tidak mau mempelajari ilmu Nahwu. Mereka menganggapnya sebagai ilmu yang tidak penting dan sia sia serta hanya menghabiskan waktu dalam mempelajarinya.


=Yang Ketiga, Al Mutawassithuun, adalah orang orang yang menjadikan ilmu Nahwu hanya sebagai ilmu alat yang mengantarkannya kepada ilmu yang tertinggi yaitu ilmu Aqidah (Tauhid). Mereka mempelajari ilmu Nahwu sebagai sarana yang membantunya dalam memahami Al Quran dan Sunnah, maka inilah Ahlu Sunnah wal Jama'ah.

= Sehingga, jadilah kalian Al Mutawassithuun, yaitu orang orang yang berada di pertengahan yang menjadikan ilmu Nahwu sebagai washilah untuk memahami Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman yang benar.

= Lihat Nasehat Imam Muhadditsiin Muqbil bin Hadi Al Wadhi dalam Muqaddimah Hulal Ad Dzahabiyah oleh Muhammad bin Shagir halaman 10.


=====================================================================

Faedah ke 11

🍃 Faedah dari Sebuah Kisah🍃


❓Mengapa Imam Sibawaih Tidak Menjadi Ulama Hadits Di Masa Keemasan Ilmu Hadits📚


✔ Mari baca dan simak kisahnya berikut ini✔


=Hampir semua orang yang pernah mempelajari ilmu Nahwu Sharaf, pasti mengenal Imam yang terkenal di bidang ini, yaitu Imam Sibawaih. Beliau adalah Imam Ahli Nahwu. Jika disebutkan nama Ulama Nahwu, maka nama Beliaulah yang akan disebutkan pertama kali. Namun, sangat disayangkan, rupanya Beliau hidup di masa hidupnya Imam Ahlul Hadits yang bernama Imam Hammad bin Salamah Al Bashri. Imam Sibawaih pernah berguru kepada Beliau sampai pada akhirnya Beliau mempelajari bahasa dan beralih kepada Imam Al Khalil bin Ahmad Al Faraihidi.


= Sibawaihi, bukanlah sebuah nama melainkan sebuah gelar yang terdiri dari dua kata, yaitu sib yang berarti buah apel, waih berarti wangi. Jadi, Sibawaih berarti wangi buah apel. Nama asli beliau adalah Amr bin Utsman bin Qanbar. Beliau dilahirkan pada tahun 148 H di negeri Persia. Beliau tumbuh besar di Bashrah, Iraq.


= Di awal menuntut ilmu, Sibawaihi mendatangi majlis ilmu Hadits yang dibawakan oleh Imam yang terkenal pada masanya, yaitu Imam Hammad bin Salamah Al Bashri. Suatu ketika, Sibawaihi mengkritikkan sebuah Hadits yang Beliau bawakan dari sisi kaedah Bahasa Arab. Hal ini membuat Imam Hammad sangat marah dan berkata "Wahai Sibawaihi, kamu telah salah besar, itu yang tidak seperti kamu kira". Beliaupun sangat malu seraya berkata pada dirinya sendiri untuk memutuskan beralih mempelajari bahasa, yang dengannya Beliau tidak akan pernah lagi disalahkan.


=Seiring berjalannya waktu, beliaupun belajar kepada Imam Ahli Bahasa, yaitu Imam Al Khalil bin Ahmad Al Faraihidi. Imam Hammad belajar dengan penuh suka cita. Beliau terus mengikuti gurunya ibarat bayangan mengikuti bendanya. Beliaupun menghabiskan umurnya dalam mempelajari bahasa Arab dan menjadi Imamnya Ulama Bahasa. Semoga Allah merahmati Beliau dan mengampuni dosa dosanya.


💼 Mutiara Kisah di atas adalah

=Ahlul Hadits adalah lebih mulia dari Ahlul Bahasa.
=Bercita cita menjadi Ahlul Hadits lebih dikedepankan daripada menjadi Ahlul Bahasa.
=Tercelanya lebih mengutamakan ilmu Bahasa dan menelantarkan ilmu yang lebih penting. Ilmu Bahasa adalah sarana bukan tujuan.
=Butuh kesungguhan dalam mempelajari sebuah ilmu.
=Termasuk dari metode belajar yang bagus jika seseorang memfokuskan untuk belajar pada seorang guru sebelum berpindah ke guru yang lain.
=Jadikan kegagalan sebagai awal dari kesuksesan.

 ====================================================================

Faedah ke 12

=Kitab apa yang paling tepat dipelajari di awal belajar ilmu nahwu📚


=Salah satu kunci kesuksesan dalam belajar adalah dengan merujuk pada kitab kitab yang ditulis oleh ulama terdahulu. Salah satu kitab yang paling bagus digunakan oleh pemula dalam belajar ilmu Nahwu adalah kitab Al Jurumiyyah yang dikarang oleh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud As shanhaajiyyu. Beliau lahir pada tahun 672 H, dan wafat tahun 723 H.

= Pujian Ulama terhadap kitab Al Jurumiyyah

=Berkata Al Makkudiyyu Rahimahullah, sesungguhnya sebaik baik buku yang ditulis dalam bidang ilmu Nahwu adalah kitab Al Jurumiyyah. Materi materi yang disajikan ringkas, kaedah kaedah yang sangat mendalam. Kitab 📗ini adalah kunci pembuka dalam Bahasa Arab.

= Lihat syarah Al Jurumiyyah oleh Al Makkudiyyu Rahimahullah halaman 7.

=Berkata Syeikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah, Kitab Aljurumiyyah adalah kitab 📗yang sangat praktis di bidang Nahwu. Begitu besarnya manfaat yang terkandung dalam kitab ini, sangat mudah dipahami. Sesungguhnya saya nasehatkan bagi para pemula untuk mempelajari kitab ini.

⬆ Lihat syarah Hilyah Thalabul Ilmi halaman 61.
 ============================================================
 ahwu dan shorof merupakan bahagian dari ‘Ulumul ‘Arabiyyah, yang bertujuan untuk menjaga dari kesalahan pengucapan mahupun tulisan. ‘Ulumul ‘Arabiyyah mengandungi 12 ilmu berdasarkan dari kitab al Kawakib ad-Durriyyah karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Abdulbari al-Ahdal yaitu :
“Ilmu Tashrif, Nahwu, Ma’aani, Bayan, Badi’, ‘Arudh, Qawaafi, Qawanain Kitabah, Qawanain Qira’at, Insya’ul Risalah wal Khitab, Muhadharah”.


Ilmu nahwu adalah ilmu yang membahaskan tentang aturan akhir struktur kalimah (kata) apakah berbentuk rafa’, nashab, jar, jazm,.
Sedangkan ilmu shorof adalah ilmu yang membahaskan tentang shighah (bentuk) kalimah Arab dan hal ihwalnya dari mulai huruf asli, tambahan, shohih, sampai kepada ‘illat-nya.

Dari kedua ilmu ini kita dapat memahami dan mempelajari teks-teks bahasa Arab yang termaktub dalam Alquran, Hadis, Syair-syair, serta qaul-qaul bijak para ulama’ terdahulu.

Sebagaimana telah berkata Umar bin Al-khathab: “Pelajarilah bahasa Arab kerana sesungguhnya bahasa Arab itu merupakan suatu bahagian dari bahasa kalian”

Seterusnya Imam Al-Qhazali berkata di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin:

“Sesungguhnya bahasa Arab dan Nahwu adalah suatu sarana untuk mengetahui Alquran dan sunnah Nabi s.a.w. Keduanya bukanlah termasuk ilmu-ilmu syar’i akan tetapi wajib hukumnya mendalami kedua ilmu tersebut kerana syar’iah ini datang dengan bahasa Arab dan setiap syar’iah tidak akan jelas kecuali dengan suatu bahasa”.

Maka dengan hal tersebut, bertetapanlah dengan sebuah kaedah fiqiyyah :

مَا لاَ يَتِمَّ الْواجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبُ
Ertinya: “Tidak sempurna sesuatu kewajipan kecuali dengannya, maka ia dikira wajib”.

Disini penulis menganjurkan kepada diri sendiri dan saudara/i seagama yang berada di dalam menuntut ilmu agar mempelajari ilmu bahasa arab yang diantara pokoknya yaitu ilmu Nahwu dan Shorof kerana ada beberapa alasan dan pertimbangan-pertimbangan dimaksudkan adalah seperti berikut:

Untuk menjaga lisan dari kesalahan yakni bahasa arab adalah bahasa al-Quran dan Hadits, di mana keduanya adalah primer (pokok) ajaran Islam dan kandungan kedua sumber ajaran Islam ini harus diamalkan. Sehubung dengan itu, terdapat juga kitab-kitab yang ditulis oleh Para ulama’ sejak awal perkembangan Islam, di mana kitab-kitab ini merupakan khazanah ajaran-ajaran dan ilmu-ilmu tentang islam dan sebahagian besar dari kitab-kitab ini ditulis dalam bahasa Arab. Untuk boleh mengamalkan, kandungan pokok dan cabang dari pecahan pokoknya ajaran Islam ini - terlebih dahulu- haruslah difahami. kerana pokok dan cabangnya berlaku di dalam bahasa Arab, maka haruslah dipelajari dan dikuasai ilmu tentang bahasa Arab, diantaranya ilmu Nahwu dan Shorof. Alasan penulis mengatakan begitu kerana masa sekarang banyak yang kurang faham dengan masalah –masalah agama disebabkan mempelajarinya dari buku-buku terjemahan yang terkadang-kadang masih banyak kesalahannya daripada teks asalnya sehingga menyebabkan kesalahan penerapan tersebut dalam kehidupan seharian.

Akan lebih baik bagi kita untuk mempelajari ilmu agama langsung dari sumber yang menggunakan bahasa arab, dan untuk boleh berbahasa Arab yang merupakan bahasa Al-Quran kita harus melalui mempelajari ilmu Nahwu dan Shorof kerana keduanya adalah Bapa dan Ibunya ilmu. Sebagaimana kita ketahui dari nazham ini :

* الصرف أم العلوم * والنحو أبوها
Hal ini memberi ispirasi bagi penulis, agar terus mendalami serta mengkaji ilmu Nahwu dan Shorof dan ilmu yang bersangkutan dengan bahasa Arab agar diri dan lainnya boleh memahami agama dengan jelas dan benar. Mudah-mudah diberi Taufik bagiNYA kepada kita didalam mempelajari bahasa Arab diantaranya ilmu Nahwu dan Shorof serta hal yang bersangkutannya.

=============================================================


Pernyataan Syaikh Ahmad bin Umar Al Hazimi berkata :



Artinya :Buah dan faedah mempelajari ilmu nahwu : Ilmu nahwu itu merupakan kunci untuk mempelajari ilmu syariat. Sedangkan terjaganya lisan dari kesalahan ketika berbicara merupakan faedah tambahan. Maka tidak sepatutnya bagi seorang penuntut ilmu menjadikan tujuan utama dalam mempelajari ilmu nahwu hanya supaya terjaga lisannya dari kesalahan saat berbicara. Hal ini hanya tambahan saja(bukan tujuan agama). Sedangkan yang menjadi tujuan utama mempelajari nahwu adalah supaya ilmu tersebut bisa sebagai kunci dalam mempelajari ilmu syariat. Oleh karena itu, hendaknya seorang penuntut ilmu meniatkan hal ini supaya ia mendapatkan pahala. Karena ilmu nahwu ini bukan tujuan akhir, ia merupakan ilmu alat dan sarana, dan yang namanya sarana itu hukumnya mengikuti tujuannya.
(Fathu Rabbil Bariyyah fii Syarhi Nadzam Al Jurumiyyah, hal. 8)
Manfaat Ilmu Nahwu itu sendiri yaitu agar mampu memahami bahasa arab dan struktur kalimahnya yang menjadi bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah dasar tuntunan hidup umat islam.Salah dalam membaca suatu harokat dalam dalam bahasa arab dapat merubah arti dan maksudnya bahkan bisa bertentang , Misalnya ada seorang membaca :
خَلَقَ اللهُ
didhomahkankan pada huruf Ha,maka artinya :“Alloh telah menciptkan(nya)”
 خَلَقَ اللهَ
difathahkan pada huruf Ha,maka artinya :“dia menciptkan Alloh ma’adzallohi minzdalik”
Oleh sebab itu janganlah sekali- kali hadir di kajian – kajian tafsir (khususnya) juga hadits -hadits yang pengajarnya tidak mahir dalam bahasa arab,walaupun ia tokoh ulama di kampungnya atau ia sudah mendapat sertifikat ijasah sekalipun,fahamilah…..

Keutamaan Ilmu Nahwu yaitu harus diketahui terlebih dahulu sebelum belajar tafsir,hadits dsb…., sebab orang yang tidak mengetahui ilmu nahwu akan sangat berkurang dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits, karena Al-Qur’an dan Hadits tidak seperti bahasa arab biasa.
Sumber Ilmu Nahwu ada tiga :
1. Al-Qur’an ,
2.Hadits ,
3. Omongan orang arab yang masih tulen bukan omongan orang-orang sekarang.

Hukum mempelajari ilmu nahwu yaitu :
Fardhu Kifayah (kewajiban kolektif) bagi salah satu penduduk.
Fardhu ‘Ain (kewajiban individu) bagi orang-orang yang membaca tafsir dan hadits.
Ilmu nahwu sangat penting sekali di bandingkan dengan ilmu-ilmu agama lainnya yaitu Urjan/ penting sekali yang harus diketahui terlebih dahulu,kalau boleh saya katakan Ilmu nahu adalah “Babul ‘ulumuusy syar’iyyah” artinya pitu gerabang Ilmu – Ilmu syariat yang berbasis kitab kuning / kitab gundul ,Akan menemui jalan buntu orang yang melangkah menuju ilmu agama jika belum menguasai ilmu nahwu.

Jadi mempelajari ilmu nahwu itu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kita harus mempelajari ilmu nahwu terlebih dahulu sebelum mengetahui ilmu agama yang lain.

PEMBAGIAN FI'IL

Pembagian Fi'il


BAB II
PEMBAHASA
A.    Pengertian Fi’il
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh:
Bekerjalah
اُفْعُــلْ
Sedang/ akan bekerja
يَفْــعُــلُ
Telah bekerja
فَــعَــلَ
B.     Macam – macam Fi’il
1.      Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
a)      Fi’il Madhi
1.      Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau (past tense).
2.      Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـبَ(telah menulis), قَــرَأَ (telah membaca)
3.      Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَـتَـبَ(kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Keterangan
1
هُـوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَـا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+ ا pada huruf terakhir
3
هُـمْ
كَتَبُـوْ
Mereka (lk) telah menulis
+ ـــُوْ pada huruf terakhir
4
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
+ ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
+ ـتـََا pada huruf terakhir
6
هُـنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
+ ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
+ ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـم
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ
كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
+ ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمَا
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
َانْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
+ ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir
Contoh:
خَلَقَ     (kholaqo)           =telah menciptakan       أََمَرَ     (amaro)          =telah memerintahkan
خَرَجَ   (khoroja)
            = telah mengeluarkan     أَكَلَ     (akala) =telah memakan
b)       Fi’il Mudhari’ (فِـعْـلُ الْمُـضَــارِعْ)
1.      Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
2.      Ciri/ tandanya:
a.       Dapat dimasuki huruf sin سdan saufa سَوْفَcontoh: سَيَشْـهَدُ, سَوْفَ يَشْـهَدُ
b.      Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah.
Huruf

Contoh

Huruf
Contoh
ا

أذْهَـبُ

ي
يَذْهَـبُ, يَذْهَبَـانِ, يَذْهَبُــونَ
ن

نَذْهَـبُ

ت
تَذْهَـبُ, تَذْهَبَــانِ, تَذْهِبْــنَ
3. Dapat dimasuki huruf لاَ(tidak)
Contoh:
لاَ يَذْهَـبُ, لاَ يَشْـهَدُ, لاَ يَضْـرِبُ
Contoh:
يَخْلُقُ    (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan

يَخْرُجُ   (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan

يَأْمُر     (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan

يَأْكُلُ    (ya’kulu)= sedang/akan memakan
3.      Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya.
Contoh :
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Peruba-han
Letak perubahan
1
هُـوَ
يَضْـرِبُ
Dia (lk) sedang/ akan memukul
….
Akhir kata
2
هُمَـا
يَضْرِبَـانِ
Keduanya (lk) sedang/ akan memukul
انِ
Akhir kata
3
هُـمْ
يَضْرِبُـونَ
Mereka (lk) sedang/ akan memukul
…ُوْنَ
Akhir kata
4
هِـيَ
تَضْـرِبُ
Dia (pr) sedang/ akan memukul
تَ….
Awal kata
5
هُمَـا
تَضْرِبانِ
Keduanya (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
6
هُـنَّ
يَضْـرِبْنَ
Mereka (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
7
اَنْـتَ
تَضْـرِبُ
Kamu (lk) sedang/ akan memukul
تَ…
Awal kata
8
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبانِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
9
اَنْتُـم
تَضْـرِبُوْنِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
ت…ُوْنَ
Awal dan akhir
10
اَنْـتِ
تَضْـرِبِيْنَ
Kamu (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بِيْنَ
Awal dan akhir
11
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبَانِ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
12
َانْتُـنَّ
تَضْـرِبْنَ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
13
اَنَـا
اَضْـرِبُ
Saya sedang/ akan memukul
ا…..
Awal kata
14
نَحْنُ
نَضْـرِبُ
Kami, kita sedang/ akan memukul
نَ……
Awal kata
Rangkuman
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
Cara membuatnya Huruf asli dalam Fi’il madhi diberi tambahan salah satu huruf mudhara’ah, huruf ke dua sukun (mati)
Ciri/ tandanya adalah (1) Dapat dimasuki huruf sin سdan saufa سَوْفَ(2) dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah (3) Dapat dimasuki huruf لاَ(tidak) Bentuknya ada 14 bentuk sesuai dhamirnya.
c)      Fi’il Amar   (فِــعِــل الامــر)
1.      Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan pekerjaan.
2.      Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun.
Contoh :
اُكْتُبْ
Tulislah
اِقْـرَءْ
Bacalah
اِحْفَظْ
Hafalkan
3.      Cara membuat
a.    Dari Fi’il madhi,
b.    dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c.    huruf akhir diberi harakat sukun
d.   Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(ـْـ) maka ditambah dengan hamzah washal (ا) yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
e.    Langkah-langkah membuat Fi’il amar
يَذْهَـبُ

ذْهَـبُ

ذْهَـبْ

اذْهَـبْ
1

2

3

4
4.      Bentuk
Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu :
No
Dhamir
F. Amar
Arti
Perubahan
1
هُــوَ

———
———
2
هُـمَـا
———
———
3
هُــمْ
———-
———
4
هِـيَ
———-
———
5
هُمَـا
———-
———
6
هُـنَّ
———-
—–
7
اَنْـتَ
اُكْـتُبْ
Memukullah kamu (lk)
Asli
8
اَنْتُمَـا
اُكْتُبَــا
Memukullah kalian (lk)
..َا
9
اَنْتُـم
اُكْـتُبُـوْا
Memukullah kalian (lk)
وْ
10
اَنْـتِ
اُكْـتُبِي
Memukullah kamu (pr)
يْ
11
اَنْتُمَـا
اُكْـتُبَتَـا
Memukullah kalian (pr)
…َتَـا
12
َانْتُـنَّ
اُكْـتُبْـنَ
Memukullah kalian (pr)
نِ
13
اَنَــا
—-
—-
14
نَحْـنُ
—-
—–
Contoh:
اُدْخُلْ  (udkhul)=masuklah                           إِجْلِسْ   (ijlis)=duduklah

اُخْرُُجْ   (ukhruj)=keluarlah                            اِِرْفَعْ (irfa’)=angkatlah
Rangkuman
Fiil Amar adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan.. Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Bentuknya ada enam.
2.      Menurut Jenis hurufnya:
a)      Fi’il shahih
1.      Definisi
Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ).
2.      Pembagian
Fi’il shahih ini dibedakan menjadi beberapa tipe (bina’)
a.      Fi’il salim, yaitu fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah atau tidak mudha’af (dobel)
contoh :
-يَـذْهَبُ
ذَهَــبَ

يَكْــتُبُ
كَتَــبَ-

يَــدْرُسُ
دَرَسَ –








b.      Fi’il mahmuz, adalah Fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf illat. Berdasarkan huruf illatnya, Fi’il mahmuz terdiri dari
1.      mahmuz fa’, yaitu apabila huruf awal (fa’ fi’il) kata kerja berupa hamzah,contoh :
فَـعَــلَ

ـل
ـعــ
فـ

أَخَـــذَ

ـذَ
خَـــ
أَ
—Mahmuz fa
سَــأَلَ

ـلَ
ـــأَ
سَ
—Mahmuz ‘ain
قَـــرَ أَ

أَ
ـــر
قَـَ
—Mahmuz lam


3
2
1

2.      Mahmuz ‘ain yaitu apabila huruf kedua (‘ain fi’il) kata kerja berupa hamzah
3.      Mahmuz lam, yaitu apabila huruf akhir (lam fi’il) kata kerja berupa hamzah
c.       Fi’il Mudha’af ialah kata yang huruf kedua (‘ain Fi’il) dan huruf ketiga (lam Fi’il) berupa huruf yang sama, kemudian ditasydidkan, contoh




ـــل
ـــعَــ
فَـ
مَـــدَّ

مَـــدَدَ

د
دََ
مَـ
سَـــدَّ

سَـــدَدَ

دَ
دَ
سَـ
هَـــزَّ

هَـــزَزَ

َزَ
ز
هَـ




3
2
1







b)     Fi’il Mu’tal
1.      Definisi
Fi’il mutal ialah fi’il yang huruf aslinya berupa huruf illat.
2.      Pembagian
Fi’il mu’tal ini terdiri 5 macam yaitu:
a.      Fi’il mitsal, yaitu Kata yang fa’ fi’il (huruf pertama) berupa wawu(disebut Mitsal wawi(ميثال واوي) atau berupa ya (ي) disebut mitsal Ya’I( ميثال يأـي) , contoh:


ــل
ـعَـ
فَـ

وَعَـــدَ

ــدَ
عَـ
وَ
Mitsal wawi
وَضَــعَ

ـعَ
ضَـ
وَ

يَسَـــرَ

ـرَ
سَـ
يَـ
Mitsal ya’i
يَبِـــسَ

ـسَ
َبِ
يـ



3
2
1

b.      Fi’il ajwaf, Fi’il ini terdiri dari dua macam yaitu :
1)      Ajwaf Wawi (أجوف واوى (yaitu kata yang huruf keduanya berupa huruf wawu و , dan
2)      Ajwaf Ya’i (أجوف يأى), yaitu kata yang huruf keduanya ( ع) berupa huruf Ya ( ي)
Contoh:




ـل
ـعَـ
فَـ

صَـا نَ

صَـوَنَ

نَ
ــو
صََ
Ajwaf wawi
صَــا مَ

صَـوَمَ

مَ
ــوَ
صَـ
Ajwaf wawi
هـَـابَ

هَـيَبَ

بَ
ـيـ
هـَ
Ajwaf ya’i
بَــاعَ

بَـيَـعَ

ـعَ
ـيـ
بـَ
Ajwaf ya’i




3
2
1

c.       Fi’il naqish, yaitu kata kerja yang huruf ketiga (lam fi’il) berupa huruf wawu atau ya.
Fi’il ini ada dua macam yaitu :
1)      Naqish wawi (نا قص واوي ) kata yang huruf ketiganya berupa wawu ( و), dan
2)      Naqish Ya’i (نا قص يَأي ): Kata yang huruf ketiganya berupa ya ( ي)




ـل
ـعَـ
فَـ

غَـــــــزَا

غَــــزَوَ

ـَو
ـــز
غََ
Naqish wawi
سَــــرُوَ

سَــــرُوَ

ُوَ
ـــر
سَـ
Naqish wawi
سَـــرَى

سَــرَيَ

يَ
ــرَ
سَ
Naqish ya’i
خَشـــِي

خَشِــي

ـي
شِـ
خَـ
Naqish ya’i




3
2
1

d.      Fi’il lafif mafruq( لَفِيْــف مَفْــرُوْق) yaitu kata kerja yang hurufpertamanya (fa’ Fi’il) berupa wawu (و) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي)
e.       Fi’il Lafif Maqrun kata kerja yang hurufkedua (’ain Fi’il) berupa wawu (و) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي).
Contoh :




ـل
ـعَـ
فَـ

وَقَـــى

وَقَــى

ـى
قـَ
وَ
Lafif mafruq
وَلـــَى

وَلَــى

ى
لَ
وَ
Lafif mafruq
شَـوَى

شَـوَى

ى
ـوِ
شَـ
Lafif maqrun
قَــوِيَ

قَــوِيَ

يَ
وِ
قَـ
Lafif maqrun




3
2
1



















Rangkuman
Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ). Fiil mu’tal adalah fiil yang terdapat huruf illat. Berdasarkan letak huruf illat terdapat fiil bina’ mahmuz, naqish, ajwaf, mitsal,dan lafif
3.      Menurut Objek Penderitanya :
a)      Fi’il Lazim
Fi’il Lazim yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja intransitif. Contoh
قَـَامَ – يَقُـوْمُ
berdiri

جَلَسَ- يَجْلِـسُ
Duduk
b)     Fi’il Muta’addi,
Fi’il Muta’addi yaitu fi’il yang tidak hanya memiliki pelaku (Fa’il) tetapi harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita). Di dalam bahasa Indonesia disebut Kata kerja transitif. Contoh
شَـرَبَ-يَشْـرَبُ
Minum

اَعْطَـى-يُعْطِــى
Memberi
تَبِــعَ-يَتْبَــعُ
mengikuti

ظَــنَّ –يَظُــنُّ
Mengira
Fi’il muta’addi dapat dibentuk dari fi’il lazim. Beberapa Fi’il lazim dapat menjadi Fi’il muta’addi dengan mengikuti wazan-wazan (pola) sebagai berikut
Arti
Muta’addi
Pola
Arti
lazim
Mengeluarkan
أَخْـرَجَ-يُخْـرِجُ
اَفْعَـلَ – يُفْعِـلُ
Keluar
خَـرَجَ
Menggembirakan
فَـرَّحَ – يُفَـرِّحُ
فَعَّـلَ – يَُفَعِّــلُ
Gembira
فَـرَحَ
Menyetujui
وَافَـقَ – يُوَافِقُ
فَاعَلَ – يُفَاعِـلُ
Setuju
وَفَــقَ
Rangkuman
Fi’il Lazim /kata kerja intransitive yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Sedang Fi’il Muta’addi / Kata kerja transitif yaitu fi’il harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita).
4.      Menurut Bentuk Aktif/ Pasifnya :
a)      Fi’il Ma’lum
1.      Definisi
Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang disebutkan fa’ilnya dan mempunyai pengertian aktif.
Contoh :
contoh
Maf’ul bih
Fa’il
Fi’il lazim
Arti
أكَــلَ مَحَمَّــدٌ الـرُّزَّ
ٌ الـرُّزَّ
مَحَمَّــد
أكَــلَ
Muhammad makan nasi
قَــرَاَ عَـلِـيٌّ الكِتَــابَ
الكِتَــابَ
عَـلِـيٌّ
قَــرَاَ
Ali membaca buku
b)     Fi’il Majhul
1.      Definisi
Fi’il majhul ialah Fi’il yang fa’ilnya dibuang dan digantikan oleh maf’ul bih (objek penderita). Fi’il ini disebut juga kata kerja pasif. Fi’il ini hanya mempunyai dua bentuk yaitu Fi’il madhi dan fi’il mudhari’.
Ø  Cara membuat Fi’il ma’lum menjadi fi’il majhul
Huruf pertama Fi’il madhi diberi harakah dhammah, huruf sebelum terakhir diberi harakat kasrah.
Contoh :
6 huruf

4 huruf

Tiga huruf
اِسْتَغْــفَـرَ

تَــرْجَــمَ
menerjemahkan

كَــتَــبَ menulis
ـر
ـفَ
ـغْـ
تـَ
سـْ
اَِْ

ـمَ
جَـ
ـرْ
تَـ

ـبَ
ـتَ
كَــ















ـر
ـفِ
ـغْـ
تَُ
سـْ
اُ

ـمَ
جِـ
ـرْ
تُ

ـبَ
ـتِـ
كُـ
6
5
4
3
2
1

4
3
2
1

3
2
1
اُسْــتُغْــفِـــرَ
Diminati ampunan

تُــرْجِـــمَ
diterjemahkan

كُــتِــبَ
Ditulis
Apabila fi’il berupa bina’ ajwaf (huruf tengahnya mu’tal), maka bentuk fi’il majhulnya dibentuk dengan cara ‘ain Fi’il (huruf kedua) diganti huruf ya.
Contoh :







قَـــالَ
Berkata

زَادَ
menambah
ـلَ
ــا
قـَ

دَ
َا
ز







ـلَ
ـيْـ
قِ

ـدَ
يْـ
زِ
قِِـيِـــــل
dikatakan

زِيْـــــدَ َ
Ditambah










Ø  Cara membuat fi’il majhul dari Fi’il mudhari” adalah didhammahkan huruf pertama dan difathahkan huruf sebelum terakhir. Contoh
يَـسْـــتَغْـــفِـرُ
Meminta ampun

يُـتَــرْجَــمُ
menerjemahkan

يَــزِيْــدُ
menambah
ــرُ
ـفِ
غْــ
ـتَ
ـسْـ
يـَ

ـمُ
ـجِـ
رْ
تَـ
يُـ

ـدُ
يْــ
ــز
يَـِ

















ــرُ
فَـ
غْــ
ـتَ
ـسْـ
يُـ

ـمُ
ـجَـ
رْ
تَـ
يُـ

ـدُ
ا
ــَز
يُـِ
يُسْتَغْــــــفَـــرُ
Dimintai ampun

يُتَـــــرْجَــمُ
diterjemahkan

يُـــــزَادُ
ditambah
5.      Menurut susunan huruf :
a)      Fi’il Mujarrad
1.      Definisi
Fi’il mujarrad adalah kata kerja yang semua hurufnya huruf asli, belum mendapatkan tambahan huruf.
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ , زَلَـزَلَ – يُـزَلْـزِلُ
Ø  Fi’il mujarrad dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  1. Fi’il Tsulatsy mujarrad, yaitu fi’il yang huruf aslinya terdiri tiga huruf. Fi’il ini ada 6 macam, yaitu
No
Wazan (pola)
Contoh
Rumus
1
فَـعَــلَ – يَفْــعُـلُ
كَبَتَ – يَكْتُبُ , نَصَــرَ, دَجَــلَ
ــَــ , ــُـــ
2
فَـعَــلَ – يَـفْـعِـلُ
جَلَسَ – يَجْـلِسُ ضَـرَبَ , رَجَـعَ
ـــَــ, ــِـــ
3
فَـعَــلَ – يَـفْـعَــلُ
قَـرَأَ – يَقْـرَأُ فَتَــحَ , صَنَـعَ
ـــَــ , ـــَـــ
4
فَـعِــلَ - يَـفْـعَــلُ
عَـلِمَ – يَـعْــلَمُ , فَهِــمَ, سَــلِـمَ
ـــِــ , ـــَــ
5
فَــعُــلَ - يَفْــعُـلُ
حَـسُنَ – يَحْسُنُ , شَـجُعَ , كَــرُمَ
ــُــ , ـــُــ
6
فَــعِــلَ - يَـفْـعِـلُ
حَـسِبَ – يَحْسِـبُ , وَمِقَ , وَرِثَ
ــِــ , ـــِــ




b)     Fi’il Mazid
1.      Definisi
Fi’il mazid adalah fi’il yang huruf aslinya mendapatkan tambahan.
2.      Pembagian
Fi’il ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu fi’il tsulatsy mazid dan fi’il ruba’y mazid.
1.      fi’il tsulatsy mazid, adalah fi’il tsulatsy (aslinya 3 huruf) yang mendapatkan tambahan satu huruf, dua huruf dan tiga huruf.
a)      yang mendapatkan tambahan satu huruf ada tiga pola (wazan) yaitu :
No
Pola
contoh
1
فَعَّــلَ – يُفَـعِّــلُ
عَـلَّــمَ , سَــلَّــمَ
2
فَاعَـلَ – يُفَـاعِـلُ
قَـاتَــلَ جَــاهَـدَ
3
أَفْــعَـلَ – يُفْــعِــلُ
اَكْــرَمَ – اَسْــلَــمَ
b)      yang mendapatkan tambahan dua huruf ada lima pola (wazan) yaitu :
No
pola
Contoh kata
1
تَفَـاعَـلَ – يَتَفَــاعَـلُ
تَقَـارَبَ - يَتَقَـارَبُ
2
تَفَـعَّــلَ – يَتَفَـعَّــلُ
تَقَـدَّمَ – يَتَقَـدَّمُ
3
اَفْتَعَــلَ – يَفْتَـعِــلُ
اِجْتَمَــعَ – يَجْتَمِــعُ
4
اِنْفـعَــلَ – يَنْفَـعِــلُ
اَنْقَطَــعَ – يَنْقَطِــعُ
5
اِفْـعَــلَّ – يَفـْعَــلُّ
اِحْمَــرَّ – يَحْمَــرُّ
c)      yang mendapatkan tambahan tiga huruf ada empat pola (wazan) yaitu
No
Pola
Contoh kata
1
اِسْتَــفْعَلَ - يَسْتَفْــعِلُ
اِسْتَــغْـفَرَ – يَسْتَغْــفِرُ
2
اِفْعَــوْعَـلَ – يَفْعَوعِـلُ
اِغْـرَوْرِقَ – يَغْـرَوْرِقَ
3
اَفْــعَـالَّ – يَفْعَــالُّ
اَحْمَـارَّ – يَحْمَــارُّ
4
اَفْعَـــوَّلَ – يَفْعَــوِّلُ
اِعْـلَـوَّطَ – يَعْـلَوِّطُ
2.      Fi’il ruba’I mazid adalah fi’il ruba’I (huruf asal 4 huruf) yang mendapakan tambahan satu atau dua huruf. Fi’il ini mempunyai pola sebagai berikut
a)      Yang mendapatkan tambahan satu huruf
Pola
Contoh
تًفَعْـلَــلَ – يَتَـفَـعْـلَــلُ
تَدَخْــرَجَ , تَبَسْمَــلَ


b)      Yang mendapatkan tambahan satu huruf
No
Pola
Contoh kata
1
اِفْعَنْلَـلَ – يَفْـعَنْـلِـلُ
اِخْـرَنْجَــمَ – يَخْـرَنْجِـمُ
2
اَفْعَلَــلَّ – يَفْـعِــلُّ
اِطْمَـأَنَّ – يَطْمَـئِـنُّ
Rangkuman
Pada dasarnya kata kerja (kalimah fiil) itu berjumlah tiga huruf (tsultsy) dan empat huruf (ruba’i). Dari huruf asal tadi ada yang mendapat tambahan mulai dari satu huruf sampai tiga huruf. Fiil berdasarkan tambahannya hurufnya fiil dibagi menjadi fiil mujarrad dan fiil mazid. Perubahan mujarrad menjadi mazid tersebut mempunyai fungsi-fungsi tertentu.
C.    Pengertian Fi’il Madhi Mabni Fail
1.      Definisi
Fiil madhi mabni fa’il adalah fiil madhi yang huruf pertamanya berkharokat fathah seperti lafadh نَصَرَ  atau huruf pertama yang menyandang harokat berharokat fathah seperti lafadh إجْتَمَعَ . lafadh إجْتَمَعَ huruf pertamanya yang menyandang harokat adalah huruf ت berharokat fathah, sedangkan hamzah tidak di anggap huruf pertama karena hamzah itu adalah hamzah washol yang akan hilang ketika berada di tengah susunan kalimat dan huruf fa’ tidak menyandang harokat.
a)      Dhomir ( الضمير) : adalah kalimat yang menunjukkan pada ma’na Ghoib atau Khudhur. Sedangkan Khudhur terbagi menjadi 2 yaitu Dhomir Mukhotob  ( ضمير المخاطب) dan Dhomir mutakallim              ( ضمير المتكلّم) .
b)      Sedangkan dhomir sendiri terbagi menjadi 2 yaitu dhomir muttashil (bersambung dengan kalimat lain) dan dhomir munfashil ( terpisah dengan kalimat lain ), dhomir muttashil sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Bariz ( terlihat )dan mustatir ( terimpan ) yang juga terbagi menjadi mustatir ja iz ( boleh tersimpan boleh tidak ) dan wujub ( harus tersimpan ).
c)      Yang dimaksud dengan mustatir wujub ( harus terimpan ) adalah dhomir yang tidak dapat di ganti / ditempati oleh isim dhohir dan yang dimaksud dengan mustatir ja iz ( boleh tersimpan boleh tidak ) adalah dhomir yang dapat diganti/ditempati oleh isim dhohir.
Hukum asal dari fiil madhi adalah mabni fathah, tapi terdapat tempat- tempat dimana fiil madhi harus mabni sukun atau mabni dhommah seperti keterangan berikut ini:
1.    Fiil madhi yang bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik mempunyai hukum huruf terakhirnya harus di sukun dengan alasan agar tidak terjadi berturut-turutnya 4 huruf yang berharokat di dalam kalimat yang seperti satu ( توالى الأمثال المتحركات ).
Contoh : نَصَرَ + تُ   ---------------------  نَصَرْتُ  :  huruf ro’ di baca sukun
2.    Bila fiil madhi binak mudho’af ( masih ingat dengan binak mudho’af ...? ) bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik ini atau diwaqofkan maka idghomnya harus dipisah dengan alasan sulit.
Contoh : lafadh مَدَّ ketika bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik maka menjadi مَدَدْتُ   .                                            مَدَدْتُ---------------------- مَدَّ + تُ
3.      Fiil Madhi yang bertemu dengan wawu jamak mudzakar Salim maka huruf terakhir dari fiil madhi itu harus di baca dhommah agar sesuai dengan huruf wawu yang jatuh setelahnya.
Contoh :   نَصَرَ +وا-------------------------  نَصَرُوا : huruf ro’ harus dibaca dhommah.
Dari penjelasan diatas dapat dibuat tabel fiil madhi yang bertemu dhomir rofa sebagai berikut    :
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Keterangan
1
هُـوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَـا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+ ا pada huruf terakhir
3
هُـمْ
كَتَبُـوْ
Mereka (lk) telah menulis
ـــُوْ pada huruf terakhir
4
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
ـتـََا pada huruf terakhir
6
هُـنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـم
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ
كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمَا
Kalian (pr) telah menulis
ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
َانْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa Internasional).
Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat taktubusaja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasalain.
Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il, isim) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.
B.    Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal untuk kehidupan yang akan datang.

MUQODIMAH

FAEDAH BELAJAR ILMU NAHWU Bismillah.... Faedah Pertama       Kedudukan dan Kemuliaan Mempelajari Ilmu Nahwu 1⃣ keduduk...

BAHASA ARAB ELPIKHI