Pengertian Mubtada dan Khabar Dalam Bahasa Arab
Mubtada dan Khabar
– Pada tulisan ini kita akan membahas tentang materi bahasa arab
selanjutnya yaitu mubtada dan khabar. Mubtada dan khabar adalah salah
satu kaidah bahasa arab yang sangat penting untuk dipahami seperti
halnya kaidah-kaidah lainnya seperti fa’il na’ibul fail dan lain-lain.
Selain itu, susunan mubtada dan khabar juga biasa digunakan ketika akan
memulai sebuah kalimat bahasa arab.
Secara bahasa, mubtada berarti
“permulaan” sedangkan khabar berarti “berita”. Sedangkan pengertian
mubtada dan khabar menurut pengertian ilmu nahwu adalah sebagai berikut :
- Mubatda
Mubatada adalah isim marfu’ (yang
i’rabnya dirafa’kan) dimana ia terbebas dari amil (faktor atau yang
mengharuskan seuatu) lafdzi. ‘Amil itu sendiri ada 2 macam, yaitu amil
afdzi dan amil maknawi. Amil lafdzi ialah amil yang bisa diucapkan
dengan lisan dan nampak terlihat lafadznya, sedangkan ‘amil maknawi
ialah kebalikan dari amil lafdzi tadi.
Contoh :
زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri
Yang menjadi contoh mubtadanya adalah
kata zaid, dimana i’rabnya dirafa’kan dengan ibtida (permulaan), dan
tanda rafa’nya adalah dhammah karena isim mufrad, Lihat : Lafadz Yang Dirafa’kan Menggunakan Dhammah, Sedangkan lafadz قَئِمٌ ia menjadi khabarnya.
Pembagian Mubtada
Mubatada terbagi menjadi dua bagian
yaitu mubtada isim zhahir dan mubtada isim dhamir. Untuk penjelasan isim
zhahir sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya pada bab fa’il, lihat
disini : Pengertian Fa’il
Contoh
زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri
Kata zaid adalah isim zhahir (nampak wujudnya).
Sedangkan mubtada isim dhamir adalah mubtada yang terdiri atas isim dhamir yang jumlahnya ada 12, yaitu :
اَنَا – نَحْنُ – اَنْتَ – اَنْتِ – اَنْتُمَا – اَنْتُمْ – اَنْتُنَّ – هُوَ – هِىَ – هُمَا – هُمْ – هُنَّ
Contoh :
اَنَا قَئِمٌ = Saya berdiri
نَحْنُ قَئِمُوْنَ = Kita berdiri
dst….
- Khabar
Khabar ialah isism marfu (yang i’rabnya
dirafa’kan) dimana ia selalu disandarkan pada mubtada tadi, tidak akan
ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merafa’kan
khabar tersebut.
Contoh seperti tadi :
زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri
Yang menjadi contohnya aialah lafadz قَائِمٌ, dimana ia dirafa’kan dengan mubtada, tanda rafa’nya menggunakan dhammah sama seperti lafadz zaid.
Baca Juga : Pengertian Athaf Dan Contohnya Dalam Bahasa Arab
Pembagian khabar
Khabar terbagi atas dua macam, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair mufrad.
Khabar mufrad adalah khabar yang bukan
berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula syibih (serupa) jumlah. Ingat,
yang dimaksud mufrad disini tidak sama dengan isim mufrad yang
menunjukan bilanga tunggal.
Contoh :
زَيْدٌ قَئِمٌ
زَيْدَانِ قَئِمَانِ
زَيْدُوْنَ قَئِمُوْنَ
Khabar ghair mufrad adalah kebalikannya,
yaitu khabar yang terdiri dari jumlah dan syibih (serupa) jumlah.
Khabar Jumlah itu sendiri ada dua, yaitu jumlah ismiyah (jumlah yang
terdiri dari mubtada dan khabar) dan jumlah fi’liyah (jumlah yang
terdiri dari fi’il dan fa’il).
Sedangkan khabar syibih (serupa) jumlah
ada dua juga, yaitu yang terdiri dari jar majrur dan zharaf. Maka khabar
ghair mufrad itu semuanya terdiri dari empat bagian yaitu : jumlah
ismiyah, jumlah fi’liyah, jar + majrur dan zharaf.
Ada ketentuan tertentu dimana jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah bisa jadi khabar.
Jika jumlah ismiyah maka pada mubtadanya hrus terdapat dhamir yang kembali pada mubtada pertama.
Contoh : زَيْدٌ جَارِيَتُهُ ذَاهِبَةٌ Zaid hamba perempuannya pergi.
Ini bisa jadi khabar jumlah ismiyah karena pada mubtadanya (yaitu lafadz جَارِيَتُهُ ) terdapat dhamir yang kembali pada kata Zaid (mubtada pertama).
Jika jumlah fi’liyah maka pada fa’ilnya harus terdapat dhamir yang kembali pada mubtada.
Contoh : زَيْدٌ قَامَ اَبُوْهُ
Ini menjadi khabar jumlah fi’liyah karena pada fa’ilnya (yaitu lafadz اَبُوْهُ) ada dhamir yang kembali pada zaid (mubtada).
Baca juga : Isim-Isim Yang Dirafakan
Demikian pembahasan materi ilmu nahwu tentang pengertain mubatada dan khabar bahasa arab, semoga mudah dipahami dan bermanfaat, .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar