Rabu, 10 Januari 2018

PEMBAGIAN FI'IL

Pembagian Fi'il


BAB II
PEMBAHASA
A.    Pengertian Fi’il
Kalimah Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh:
Bekerjalah
اُفْعُــلْ
Sedang/ akan bekerja
يَفْــعُــلُ
Telah bekerja
فَــعَــلَ
B.     Macam – macam Fi’il
1.      Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
a)      Fi’il Madhi
1.      Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau (past tense).
2.      Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya كَـتَـبَ(telah menulis), قَــرَأَ (telah membaca)
3.      Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata كَـتَـبَ(kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Keterangan
1
هُـوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَـا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+ ا pada huruf terakhir
3
هُـمْ
كَتَبُـوْ
Mereka (lk) telah menulis
+ ـــُوْ pada huruf terakhir
4
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
+ ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
+ ـتـََا pada huruf terakhir
6
هُـنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
+ ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
+ ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـم
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
+ ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ
كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
+ ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمَا
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
َانْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
+ ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
+ ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir
Contoh:
خَلَقَ     (kholaqo)           =telah menciptakan       أََمَرَ     (amaro)          =telah memerintahkan
خَرَجَ   (khoroja)
            = telah mengeluarkan     أَكَلَ     (akala) =telah memakan
b)       Fi’il Mudhari’ (فِـعْـلُ الْمُـضَــارِعْ)
1.      Definisi
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
2.      Ciri/ tandanya:
a.       Dapat dimasuki huruf sin سdan saufa سَوْفَcontoh: سَيَشْـهَدُ, سَوْفَ يَشْـهَدُ
b.      Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah.
Huruf

Contoh

Huruf
Contoh
ا

أذْهَـبُ

ي
يَذْهَـبُ, يَذْهَبَـانِ, يَذْهَبُــونَ
ن

نَذْهَـبُ

ت
تَذْهَـبُ, تَذْهَبَــانِ, تَذْهِبْــنَ
3. Dapat dimasuki huruf لاَ(tidak)
Contoh:
لاَ يَذْهَـبُ, لاَ يَشْـهَدُ, لاَ يَضْـرِبُ
Contoh:
يَخْلُقُ    (yakhluqu)=sedang/akan menciptakan

يَخْرُجُ   (yakhruju)= sedang/akan mengeluarkan

يَأْمُر     (ya’muru)= sedang/akan memerintahkan

يَأْكُلُ    (ya’kulu)= sedang/akan memakan
3.      Bentuk
Seperti Fi’il madhi, Fi’il mudhari’ juga mempunyai 14 bentuk sesuai dhamirnya.
Contoh :
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Peruba-han
Letak perubahan
1
هُـوَ
يَضْـرِبُ
Dia (lk) sedang/ akan memukul
….
Akhir kata
2
هُمَـا
يَضْرِبَـانِ
Keduanya (lk) sedang/ akan memukul
انِ
Akhir kata
3
هُـمْ
يَضْرِبُـونَ
Mereka (lk) sedang/ akan memukul
…ُوْنَ
Akhir kata
4
هِـيَ
تَضْـرِبُ
Dia (pr) sedang/ akan memukul
تَ….
Awal kata
5
هُمَـا
تَضْرِبانِ
Keduanya (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
6
هُـنَّ
يَضْـرِبْنَ
Mereka (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
7
اَنْـتَ
تَضْـرِبُ
Kamu (lk) sedang/ akan memukul
تَ…
Awal kata
8
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبانِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
9
اَنْتُـم
تَضْـرِبُوْنِ
Kalian (lk) sedang/ akan memukul
ت…ُوْنَ
Awal dan akhir
10
اَنْـتِ
تَضْـرِبِيْنَ
Kamu (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بِيْنَ
Awal dan akhir
11
اَنْتُمَـا
تَضْـرِبَانِ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…َانِ
Awal dan akhir
12
َانْتُـنَّ
تَضْـرِبْنَ
Kalian (pr) sedang/ akan memukul
تَ…بْنَ
Awal dan akhir
13
اَنَـا
اَضْـرِبُ
Saya sedang/ akan memukul
ا…..
Awal kata
14
نَحْنُ
نَضْـرِبُ
Kami, kita sedang/ akan memukul
نَ……
Awal kata
Rangkuman
Fi’il Mudhari’ adalah yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang terjadi (present tense) atau akan terjadi (future tense).
Cara membuatnya Huruf asli dalam Fi’il madhi diberi tambahan salah satu huruf mudhara’ah, huruf ke dua sukun (mati)
Ciri/ tandanya adalah (1) Dapat dimasuki huruf sin سdan saufa سَوْفَ(2) dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ا,ن,ي,ت (اَنَيْتُ) yang disebut huruf mudhara’ah (3) Dapat dimasuki huruf لاَ(tidak) Bentuknya ada 14 bentuk sesuai dhamirnya.
c)      Fi’il Amar   (فِــعِــل الامــر)
1.      Definisi
Fi’il Amar adalah: kata kerja yang menunjukkan perintah (imperative) untuk melaksanakan pekerjaan.
2.      Tanda-tanda
Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun.
Contoh :
اُكْتُبْ
Tulislah
اِقْـرَءْ
Bacalah
اِحْفَظْ
Hafalkan
3.      Cara membuat
a.    Dari Fi’il madhi,
b.    dibuang ya mudhari’nya (yaitu huruf awal Fi’il mudhari’)
c.    huruf akhir diberi harakat sukun
d.   Bila setelah dibuang ya mudhari’nya ternyata huruf awalnya berharakat sukun(ـْـ) maka ditambah dengan hamzah washal (ا) yang berkasrah yang tak perlu ditulis harakat kasrahnya.
e.    Langkah-langkah membuat Fi’il amar
يَذْهَـبُ

ذْهَـبُ

ذْهَـبْ

اذْهَـبْ
1

2

3

4
4.      Bentuk
Bentuk Fi’il Amar hanya ada 6, yaitu :
No
Dhamir
F. Amar
Arti
Perubahan
1
هُــوَ

———
———
2
هُـمَـا
———
———
3
هُــمْ
———-
———
4
هِـيَ
———-
———
5
هُمَـا
———-
———
6
هُـنَّ
———-
—–
7
اَنْـتَ
اُكْـتُبْ
Memukullah kamu (lk)
Asli
8
اَنْتُمَـا
اُكْتُبَــا
Memukullah kalian (lk)
..َا
9
اَنْتُـم
اُكْـتُبُـوْا
Memukullah kalian (lk)
وْ
10
اَنْـتِ
اُكْـتُبِي
Memukullah kamu (pr)
يْ
11
اَنْتُمَـا
اُكْـتُبَتَـا
Memukullah kalian (pr)
…َتَـا
12
َانْتُـنَّ
اُكْـتُبْـنَ
Memukullah kalian (pr)
نِ
13
اَنَــا
—-
—-
14
نَحْـنُ
—-
—–
Contoh:
اُدْخُلْ  (udkhul)=masuklah                           إِجْلِسْ   (ijlis)=duduklah

اُخْرُُجْ   (ukhruj)=keluarlah                            اِِرْفَعْ (irfa’)=angkatlah
Rangkuman
Fiil Amar adalah kata kerja yang menunjukkan arti perintah untuk melakukan pekerjaan.. Biasanya diawali dengan huruf alif dan huruf akhir berharakat sukun. Bentuknya ada enam.
2.      Menurut Jenis hurufnya:
a)      Fi’il shahih
1.      Definisi
Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ).
2.      Pembagian
Fi’il shahih ini dibedakan menjadi beberapa tipe (bina’)
a.      Fi’il salim, yaitu fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf hamzah atau tidak mudha’af (dobel)
contoh :
-يَـذْهَبُ
ذَهَــبَ

يَكْــتُبُ
كَتَــبَ-

يَــدْرُسُ
دَرَسَ –








b.      Fi’il mahmuz, adalah Fi’il yang salah satu hurufnya berupa huruf illat. Berdasarkan huruf illatnya, Fi’il mahmuz terdiri dari
1.      mahmuz fa’, yaitu apabila huruf awal (fa’ fi’il) kata kerja berupa hamzah,contoh :
فَـعَــلَ

ـل
ـعــ
فـ

أَخَـــذَ

ـذَ
خَـــ
أَ
—Mahmuz fa
سَــأَلَ

ـلَ
ـــأَ
سَ
—Mahmuz ‘ain
قَـــرَ أَ

أَ
ـــر
قَـَ
—Mahmuz lam


3
2
1

2.      Mahmuz ‘ain yaitu apabila huruf kedua (‘ain fi’il) kata kerja berupa hamzah
3.      Mahmuz lam, yaitu apabila huruf akhir (lam fi’il) kata kerja berupa hamzah
c.       Fi’il Mudha’af ialah kata yang huruf kedua (‘ain Fi’il) dan huruf ketiga (lam Fi’il) berupa huruf yang sama, kemudian ditasydidkan, contoh




ـــل
ـــعَــ
فَـ
مَـــدَّ

مَـــدَدَ

د
دََ
مَـ
سَـــدَّ

سَـــدَدَ

دَ
دَ
سَـ
هَـــزَّ

هَـــزَزَ

َزَ
ز
هَـ




3
2
1







b)     Fi’il Mu’tal
1.      Definisi
Fi’il mutal ialah fi’il yang huruf aslinya berupa huruf illat.
2.      Pembagian
Fi’il mu’tal ini terdiri 5 macam yaitu:
a.      Fi’il mitsal, yaitu Kata yang fa’ fi’il (huruf pertama) berupa wawu(disebut Mitsal wawi(ميثال واوي) atau berupa ya (ي) disebut mitsal Ya’I( ميثال يأـي) , contoh:


ــل
ـعَـ
فَـ

وَعَـــدَ

ــدَ
عَـ
وَ
Mitsal wawi
وَضَــعَ

ـعَ
ضَـ
وَ

يَسَـــرَ

ـرَ
سَـ
يَـ
Mitsal ya’i
يَبِـــسَ

ـسَ
َبِ
يـ



3
2
1

b.      Fi’il ajwaf, Fi’il ini terdiri dari dua macam yaitu :
1)      Ajwaf Wawi (أجوف واوى (yaitu kata yang huruf keduanya berupa huruf wawu و , dan
2)      Ajwaf Ya’i (أجوف يأى), yaitu kata yang huruf keduanya ( ع) berupa huruf Ya ( ي)
Contoh:




ـل
ـعَـ
فَـ

صَـا نَ

صَـوَنَ

نَ
ــو
صََ
Ajwaf wawi
صَــا مَ

صَـوَمَ

مَ
ــوَ
صَـ
Ajwaf wawi
هـَـابَ

هَـيَبَ

بَ
ـيـ
هـَ
Ajwaf ya’i
بَــاعَ

بَـيَـعَ

ـعَ
ـيـ
بـَ
Ajwaf ya’i




3
2
1

c.       Fi’il naqish, yaitu kata kerja yang huruf ketiga (lam fi’il) berupa huruf wawu atau ya.
Fi’il ini ada dua macam yaitu :
1)      Naqish wawi (نا قص واوي ) kata yang huruf ketiganya berupa wawu ( و), dan
2)      Naqish Ya’i (نا قص يَأي ): Kata yang huruf ketiganya berupa ya ( ي)




ـل
ـعَـ
فَـ

غَـــــــزَا

غَــــزَوَ

ـَو
ـــز
غََ
Naqish wawi
سَــــرُوَ

سَــــرُوَ

ُوَ
ـــر
سَـ
Naqish wawi
سَـــرَى

سَــرَيَ

يَ
ــرَ
سَ
Naqish ya’i
خَشـــِي

خَشِــي

ـي
شِـ
خَـ
Naqish ya’i




3
2
1

d.      Fi’il lafif mafruq( لَفِيْــف مَفْــرُوْق) yaitu kata kerja yang hurufpertamanya (fa’ Fi’il) berupa wawu (و) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي)
e.       Fi’il Lafif Maqrun kata kerja yang hurufkedua (’ain Fi’il) berupa wawu (و) dan huruf ketiganya (lam Fi’il) berupa ya (ي).
Contoh :




ـل
ـعَـ
فَـ

وَقَـــى

وَقَــى

ـى
قـَ
وَ
Lafif mafruq
وَلـــَى

وَلَــى

ى
لَ
وَ
Lafif mafruq
شَـوَى

شَـوَى

ى
ـوِ
شَـ
Lafif maqrun
قَــوِيَ

قَــوِيَ

يَ
وِ
قَـ
Lafif maqrun




3
2
1



















Rangkuman
Fi’il shahih adalah kalimah Fi’il yang huruf aslinya tidak berupa huruf illat yaitu (و,ا,ي ). Fiil mu’tal adalah fiil yang terdapat huruf illat. Berdasarkan letak huruf illat terdapat fiil bina’ mahmuz, naqish, ajwaf, mitsal,dan lafif
3.      Menurut Objek Penderitanya :
a)      Fi’il Lazim
Fi’il Lazim yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Dalam bahasa Indonesia disebut kata kerja intransitif. Contoh
قَـَامَ – يَقُـوْمُ
berdiri

جَلَسَ- يَجْلِـسُ
Duduk
b)     Fi’il Muta’addi,
Fi’il Muta’addi yaitu fi’il yang tidak hanya memiliki pelaku (Fa’il) tetapi harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita). Di dalam bahasa Indonesia disebut Kata kerja transitif. Contoh
شَـرَبَ-يَشْـرَبُ
Minum

اَعْطَـى-يُعْطِــى
Memberi
تَبِــعَ-يَتْبَــعُ
mengikuti

ظَــنَّ –يَظُــنُّ
Mengira
Fi’il muta’addi dapat dibentuk dari fi’il lazim. Beberapa Fi’il lazim dapat menjadi Fi’il muta’addi dengan mengikuti wazan-wazan (pola) sebagai berikut
Arti
Muta’addi
Pola
Arti
lazim
Mengeluarkan
أَخْـرَجَ-يُخْـرِجُ
اَفْعَـلَ – يُفْعِـلُ
Keluar
خَـرَجَ
Menggembirakan
فَـرَّحَ – يُفَـرِّحُ
فَعَّـلَ – يَُفَعِّــلُ
Gembira
فَـرَحَ
Menyetujui
وَافَـقَ – يُوَافِقُ
فَاعَلَ – يُفَاعِـلُ
Setuju
وَفَــقَ
Rangkuman
Fi’il Lazim /kata kerja intransitive yaitu fi’il yang hanya memiliki fa’il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf’ul bih (pelengkap penderita). Sedang Fi’il Muta’addi / Kata kerja transitif yaitu fi’il harus dilengkapi dengan maf’ul bih (Objek penderita).
4.      Menurut Bentuk Aktif/ Pasifnya :
a)      Fi’il Ma’lum
1.      Definisi
Fi’il Ma’lum adalah fi’il yang disebutkan fa’ilnya dan mempunyai pengertian aktif.
Contoh :
contoh
Maf’ul bih
Fa’il
Fi’il lazim
Arti
أكَــلَ مَحَمَّــدٌ الـرُّزَّ
ٌ الـرُّزَّ
مَحَمَّــد
أكَــلَ
Muhammad makan nasi
قَــرَاَ عَـلِـيٌّ الكِتَــابَ
الكِتَــابَ
عَـلِـيٌّ
قَــرَاَ
Ali membaca buku
b)     Fi’il Majhul
1.      Definisi
Fi’il majhul ialah Fi’il yang fa’ilnya dibuang dan digantikan oleh maf’ul bih (objek penderita). Fi’il ini disebut juga kata kerja pasif. Fi’il ini hanya mempunyai dua bentuk yaitu Fi’il madhi dan fi’il mudhari’.
Ø  Cara membuat Fi’il ma’lum menjadi fi’il majhul
Huruf pertama Fi’il madhi diberi harakah dhammah, huruf sebelum terakhir diberi harakat kasrah.
Contoh :
6 huruf

4 huruf

Tiga huruf
اِسْتَغْــفَـرَ

تَــرْجَــمَ
menerjemahkan

كَــتَــبَ menulis
ـر
ـفَ
ـغْـ
تـَ
سـْ
اَِْ

ـمَ
جَـ
ـرْ
تَـ

ـبَ
ـتَ
كَــ















ـر
ـفِ
ـغْـ
تَُ
سـْ
اُ

ـمَ
جِـ
ـرْ
تُ

ـبَ
ـتِـ
كُـ
6
5
4
3
2
1

4
3
2
1

3
2
1
اُسْــتُغْــفِـــرَ
Diminati ampunan

تُــرْجِـــمَ
diterjemahkan

كُــتِــبَ
Ditulis
Apabila fi’il berupa bina’ ajwaf (huruf tengahnya mu’tal), maka bentuk fi’il majhulnya dibentuk dengan cara ‘ain Fi’il (huruf kedua) diganti huruf ya.
Contoh :







قَـــالَ
Berkata

زَادَ
menambah
ـلَ
ــا
قـَ

دَ
َا
ز







ـلَ
ـيْـ
قِ

ـدَ
يْـ
زِ
قِِـيِـــــل
dikatakan

زِيْـــــدَ َ
Ditambah










Ø  Cara membuat fi’il majhul dari Fi’il mudhari” adalah didhammahkan huruf pertama dan difathahkan huruf sebelum terakhir. Contoh
يَـسْـــتَغْـــفِـرُ
Meminta ampun

يُـتَــرْجَــمُ
menerjemahkan

يَــزِيْــدُ
menambah
ــرُ
ـفِ
غْــ
ـتَ
ـسْـ
يـَ

ـمُ
ـجِـ
رْ
تَـ
يُـ

ـدُ
يْــ
ــز
يَـِ

















ــرُ
فَـ
غْــ
ـتَ
ـسْـ
يُـ

ـمُ
ـجَـ
رْ
تَـ
يُـ

ـدُ
ا
ــَز
يُـِ
يُسْتَغْــــــفَـــرُ
Dimintai ampun

يُتَـــــرْجَــمُ
diterjemahkan

يُـــــزَادُ
ditambah
5.      Menurut susunan huruf :
a)      Fi’il Mujarrad
1.      Definisi
Fi’il mujarrad adalah kata kerja yang semua hurufnya huruf asli, belum mendapatkan tambahan huruf.
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ , زَلَـزَلَ – يُـزَلْـزِلُ
Ø  Fi’il mujarrad dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
  1. Fi’il Tsulatsy mujarrad, yaitu fi’il yang huruf aslinya terdiri tiga huruf. Fi’il ini ada 6 macam, yaitu
No
Wazan (pola)
Contoh
Rumus
1
فَـعَــلَ – يَفْــعُـلُ
كَبَتَ – يَكْتُبُ , نَصَــرَ, دَجَــلَ
ــَــ , ــُـــ
2
فَـعَــلَ – يَـفْـعِـلُ
جَلَسَ – يَجْـلِسُ ضَـرَبَ , رَجَـعَ
ـــَــ, ــِـــ
3
فَـعَــلَ – يَـفْـعَــلُ
قَـرَأَ – يَقْـرَأُ فَتَــحَ , صَنَـعَ
ـــَــ , ـــَـــ
4
فَـعِــلَ - يَـفْـعَــلُ
عَـلِمَ – يَـعْــلَمُ , فَهِــمَ, سَــلِـمَ
ـــِــ , ـــَــ
5
فَــعُــلَ - يَفْــعُـلُ
حَـسُنَ – يَحْسُنُ , شَـجُعَ , كَــرُمَ
ــُــ , ـــُــ
6
فَــعِــلَ - يَـفْـعِـلُ
حَـسِبَ – يَحْسِـبُ , وَمِقَ , وَرِثَ
ــِــ , ـــِــ




b)     Fi’il Mazid
1.      Definisi
Fi’il mazid adalah fi’il yang huruf aslinya mendapatkan tambahan.
2.      Pembagian
Fi’il ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu fi’il tsulatsy mazid dan fi’il ruba’y mazid.
1.      fi’il tsulatsy mazid, adalah fi’il tsulatsy (aslinya 3 huruf) yang mendapatkan tambahan satu huruf, dua huruf dan tiga huruf.
a)      yang mendapatkan tambahan satu huruf ada tiga pola (wazan) yaitu :
No
Pola
contoh
1
فَعَّــلَ – يُفَـعِّــلُ
عَـلَّــمَ , سَــلَّــمَ
2
فَاعَـلَ – يُفَـاعِـلُ
قَـاتَــلَ جَــاهَـدَ
3
أَفْــعَـلَ – يُفْــعِــلُ
اَكْــرَمَ – اَسْــلَــمَ
b)      yang mendapatkan tambahan dua huruf ada lima pola (wazan) yaitu :
No
pola
Contoh kata
1
تَفَـاعَـلَ – يَتَفَــاعَـلُ
تَقَـارَبَ - يَتَقَـارَبُ
2
تَفَـعَّــلَ – يَتَفَـعَّــلُ
تَقَـدَّمَ – يَتَقَـدَّمُ
3
اَفْتَعَــلَ – يَفْتَـعِــلُ
اِجْتَمَــعَ – يَجْتَمِــعُ
4
اِنْفـعَــلَ – يَنْفَـعِــلُ
اَنْقَطَــعَ – يَنْقَطِــعُ
5
اِفْـعَــلَّ – يَفـْعَــلُّ
اِحْمَــرَّ – يَحْمَــرُّ
c)      yang mendapatkan tambahan tiga huruf ada empat pola (wazan) yaitu
No
Pola
Contoh kata
1
اِسْتَــفْعَلَ - يَسْتَفْــعِلُ
اِسْتَــغْـفَرَ – يَسْتَغْــفِرُ
2
اِفْعَــوْعَـلَ – يَفْعَوعِـلُ
اِغْـرَوْرِقَ – يَغْـرَوْرِقَ
3
اَفْــعَـالَّ – يَفْعَــالُّ
اَحْمَـارَّ – يَحْمَــارُّ
4
اَفْعَـــوَّلَ – يَفْعَــوِّلُ
اِعْـلَـوَّطَ – يَعْـلَوِّطُ
2.      Fi’il ruba’I mazid adalah fi’il ruba’I (huruf asal 4 huruf) yang mendapakan tambahan satu atau dua huruf. Fi’il ini mempunyai pola sebagai berikut
a)      Yang mendapatkan tambahan satu huruf
Pola
Contoh
تًفَعْـلَــلَ – يَتَـفَـعْـلَــلُ
تَدَخْــرَجَ , تَبَسْمَــلَ


b)      Yang mendapatkan tambahan satu huruf
No
Pola
Contoh kata
1
اِفْعَنْلَـلَ – يَفْـعَنْـلِـلُ
اِخْـرَنْجَــمَ – يَخْـرَنْجِـمُ
2
اَفْعَلَــلَّ – يَفْـعِــلُّ
اِطْمَـأَنَّ – يَطْمَـئِـنُّ
Rangkuman
Pada dasarnya kata kerja (kalimah fiil) itu berjumlah tiga huruf (tsultsy) dan empat huruf (ruba’i). Dari huruf asal tadi ada yang mendapat tambahan mulai dari satu huruf sampai tiga huruf. Fiil berdasarkan tambahannya hurufnya fiil dibagi menjadi fiil mujarrad dan fiil mazid. Perubahan mujarrad menjadi mazid tersebut mempunyai fungsi-fungsi tertentu.
C.    Pengertian Fi’il Madhi Mabni Fail
1.      Definisi
Fiil madhi mabni fa’il adalah fiil madhi yang huruf pertamanya berkharokat fathah seperti lafadh نَصَرَ  atau huruf pertama yang menyandang harokat berharokat fathah seperti lafadh إجْتَمَعَ . lafadh إجْتَمَعَ huruf pertamanya yang menyandang harokat adalah huruf ت berharokat fathah, sedangkan hamzah tidak di anggap huruf pertama karena hamzah itu adalah hamzah washol yang akan hilang ketika berada di tengah susunan kalimat dan huruf fa’ tidak menyandang harokat.
a)      Dhomir ( الضمير) : adalah kalimat yang menunjukkan pada ma’na Ghoib atau Khudhur. Sedangkan Khudhur terbagi menjadi 2 yaitu Dhomir Mukhotob  ( ضمير المخاطب) dan Dhomir mutakallim              ( ضمير المتكلّم) .
b)      Sedangkan dhomir sendiri terbagi menjadi 2 yaitu dhomir muttashil (bersambung dengan kalimat lain) dan dhomir munfashil ( terpisah dengan kalimat lain ), dhomir muttashil sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Bariz ( terlihat )dan mustatir ( terimpan ) yang juga terbagi menjadi mustatir ja iz ( boleh tersimpan boleh tidak ) dan wujub ( harus tersimpan ).
c)      Yang dimaksud dengan mustatir wujub ( harus terimpan ) adalah dhomir yang tidak dapat di ganti / ditempati oleh isim dhohir dan yang dimaksud dengan mustatir ja iz ( boleh tersimpan boleh tidak ) adalah dhomir yang dapat diganti/ditempati oleh isim dhohir.
Hukum asal dari fiil madhi adalah mabni fathah, tapi terdapat tempat- tempat dimana fiil madhi harus mabni sukun atau mabni dhommah seperti keterangan berikut ini:
1.    Fiil madhi yang bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik mempunyai hukum huruf terakhirnya harus di sukun dengan alasan agar tidak terjadi berturut-turutnya 4 huruf yang berharokat di dalam kalimat yang seperti satu ( توالى الأمثال المتحركات ).
Contoh : نَصَرَ + تُ   ---------------------  نَصَرْتُ  :  huruf ro’ di baca sukun
2.    Bila fiil madhi binak mudho’af ( masih ingat dengan binak mudho’af ...? ) bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik ini atau diwaqofkan maka idghomnya harus dipisah dengan alasan sulit.
Contoh : lafadh مَدَّ ketika bertemu dengan dhomir rofak mutaharrik maka menjadi مَدَدْتُ   .                                            مَدَدْتُ---------------------- مَدَّ + تُ
3.      Fiil Madhi yang bertemu dengan wawu jamak mudzakar Salim maka huruf terakhir dari fiil madhi itu harus di baca dhommah agar sesuai dengan huruf wawu yang jatuh setelahnya.
Contoh :   نَصَرَ +وا-------------------------  نَصَرُوا : huruf ro’ harus dibaca dhommah.
Dari penjelasan diatas dapat dibuat tabel fiil madhi yang bertemu dhomir rofa sebagai berikut    :
No
Dhamir
F. Madhi
Arti
Keterangan
1
هُـوَ
كَتَبَ
Dia (lk) telah menulis
Bentuk asli tanpa perubahan
2
هُمَـا
كَتَبَـا
Keduanya (lk) telah menulis
+ ا pada huruf terakhir
3
هُـمْ
كَتَبُـوْ
Mereka (lk) telah menulis
ـــُوْ pada huruf terakhir
4
هِـيَ
كَتَبَـتْ
Dia (pr) telah menulis
ـتْ pada huruf terakhir
5
هُمَـا
كَتَبَـتَا
Keduanya (pr) telah menulis
ـتـََا pada huruf terakhir
6
هُـنَّ
كَتَبْـنَ
Mereka (pr) telah menulis
ـْــنَ pada huruf terakhir
7
اَنْـتَ
كَتَبْـتَ
Kamu (lk) telah menulis
ـْــتَ pada huruf terakhir
8
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمـَا
Kalian (lk) telah menulis
ـْــتُمَـا pada huruf terakhir
9
اَنْتُـم
كَتَبْتُـمْ
Kalian (lk) telah menulis
ـْــتُمْ pada huruf terakhir
10
اَنْـتِ
كَتَبْـتِ
Kamu (pr) telah menulis
ـْـتِ pada huruf terakhir
11
اَنْتُمَـا
كَتَبْتُمَا
Kalian (pr) telah menulis
ـْتُمَـا pada huruf terakhir
12
َانْتُـنَّ
كَتَبْتُـنَّ
Kalian (pr) telah menulis
ـْـتُـنَّ pada huruf terakhir
13
اَنَـا
كَتَبْـتُ
Saya telah menulis
ـْــتُ pada huruf terakhir
14
نَحْنُ
كَتَبْـنَا
Kami, kita telah menulis
+ ــْـنَـا Pada huruf terakhir


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa Internasional).
Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat taktubusaja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasalain.
Al Kalam menurut ulama nahwu adalah ungkapan dai suatu lafadz yang brfaidah yang mampu membuat yang diajak bicara diam karena mengerti.  Lafadzh sendiri meliputi Al Kalam (kalimat), Al Kalimah (kata), dan Al Kalim (akan dijelaskan kemudian).  Maksud dari berfaidah adalah bisa dimengerti oleh yang diajak berbicara.
Perlu diingat bahwa Al Kalam adalah kalimat sedangkan Al Kalimah adalah kata. Sedangkan Al Kalim adalah istilah untuk sesuatu  yang tersusun dari 3 kata (baik itu fi'il, isim) atau lebih, baik berfaidah atau tidak.
B.    Saran
Semoga dengan pembuatan makalah ini senatiasa menambah wawsan serta pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadi motivasi, baik bagi penyusun maupun rekan-rekan sekalian.
Dengan penuh pengharapan kepada Allah Swt. semoga makalah ini bisa bisa menjadi pembuka jalan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan manfaat lgi guna bekal untuk kehidupan yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUQODIMAH

FAEDAH BELAJAR ILMU NAHWU Bismillah.... Faedah Pertama       Kedudukan dan Kemuliaan Mempelajari Ilmu Nahwu 1⃣ keduduk...

BAHASA ARAB ELPIKHI