2. Fi’il (kata kerja) : kata yang mempunyai makna dan terikat dengan waktu, seperti kata kerja yang menunjukkan masa yang telah lalu, disebut fi’il madhi, adapun sekarang atau yang akan datang disebut fi’il mudhore dan yang terakhir adalah kata kerja perintah yang disebut fi’il amr. Dan masih banyak fi’il-fi’il lainnya.
3. Huruf : ada yang sebagai penyusun suatu kata, dan ada yang mempunyai makna jika bersanding dengan kata lainnya. Macam-macam huruf banyak sekali, diantara huruf athof, huruf jar, huruf nashob dan lain sebagainya.
4. Fa’il (pelaku) : isim yang dirofa’kan yang mana ia menjadi pelaku (fa’il) dari sebuah kata kerja, dan fa’il selalu terletak setelah fi’il, adapun bentuk-bentuk fa’il itu bervariasi, terkadang fa’il itu isim dzahir, terkadang isim dhamir, terkadang mustatir dll.
5. Naibul fa’il : Maf’ul bih yang berubah menjadi isim yang dirofa’kan dan statusnya menjadi marfu’ karena ia berlaku sebagai pengganti fa’il, karena keberadaan fa’il itu mesti adanya. Penyebab adanya naibul fa’il adalah Fi’il yang Majhul (kata kerja pasif).
6. Mubtada : Isim yang dirofa’kan sebagai permulaan kata. Mubtada bisa berupa isim dzhahir, isim dhamir, isim isyarah, yang jelas mubtada itu isim, ada juga mubtada yang terbentuk dari أن (an) dan fi’il, contohnya وأن تصومُ bermakna الصومُ.
7. Khabar : Isim yang dirofa’kan yang menjadi berita dari Mubtada, biasanya terletak setelah Mubtada, jika ia terletak sebelum mubtada’ maka namanya berubah menjadi Khabar Muqoddam.
8. Athof : isim yang mengikuti pada matbu’nya, yang berupa isim jamid, yang menyerupai sifat/naat, yang didalam menjelaskan lafadz yang diikuti, dan tidak dapat berdiri sendiri
9. Na’at (sifat) : lafadz yang mengikuti pada lafadz sebelumnya yang menyempurnakan matbu’ (yang diikuti) , dengan menyebutkan sifatnya man’ut (yang disifati) atau sifatnya lafadz yang berhubungan dengan man’ut
10. Taukid : merupakan kata tambahan yang dimaksudkan untuk penegas atau penjelas makna.
11. Badal : Isim Tabi’ yang dimaksudkan oleh penyebutan hukum dengan tanpa perantara huruf Athaf antara Badal dan Mubdal Minhunya.
12. Maf’ul bih : isim yang dinashobkan dimana ia berlaku sebagai objek dari sebuah kata kerja.
13. Maf’ul liajlih : isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan penyebab terjadinya suatu pekerjaan.
14. Maf’ul Ma’ah : isim yang dinashobkan ,yang disebutkan untuk menjelaskan orang yang bersamaan dengan pekerjaan yang dilakukan dan terletak setelah wawu ma’iyyah.
15. Maf’ul fiih : isim manshub (isim yang difatahkan) yang disebut untuk menjelaskan masa atau tempat terjadinya suatu perbuatan (fi’il) (artinya sebagai jawaban dalam pertanyaan “متى(kapan)” atau “أين(dimana)”). Maf’ul fih sering juga disebut sebagai zharaf zaman apabila dianya itu menunjukkan kepada masa/waktu terjadinya suatu perbuatan. Dan sering juga disebut sebagai zharaf makan apabila dianya itu menunjukkan kepada tempat terjadinya suatu perbuatan.
16. Maf’ul Mutlak : isim manshub (yang dinasabkan) yang berasal dari lafaz fi’il (yaitu mashdar dari fi’il tersebut) dengan di sebutkan bersamanya untuk menguatkannya atau untuk menjelaskan jenisnya atau jumlahnya.
17. Hal : isim nakirah yang manshub (yang difatahkan baris akhirnya) untuk menjelaskan keadaan si pelaku (fa’il) atau si penderita (maf’ul) ketika terjadinya suatau perbuatan (fi’il). Adapun fi’il atau maf’ul yang menjelaskan hal keadaannya itu dinamakan sebagai shahib al-hal (الحال) dan shahibul hal itu harus selalu dalam keadaan ma’rifah.
18. Mustatsna : isim manshub yang terletak setelah salah satu adat dari adat-adat istisna untuk membedakan sesuatu yang sebelumnya pada hukum.
19. Tamyiz : isim nakirah disebutkan untuk menerangkan kesamaran dari zat atau nisbat.
20. Dzorof makan : isim yang biasanya dinashabkan yang menunjukkan atas suatu tempat.
21. Dzorof zaman : isim yang biasanya dinashabkan yang menunjukkan atas suatu waktu.
22. Idhofat : penyandaran suatu kata pada kata lainnya
23. Mudhof : isim yang tidak boleh bertanwin atau beraliflam, yang terletak sebelum mudhof ilaih dan dia selalu menempel dan diiringi mudhof ilaih.
24. Mudhof ilaih : isim yang majrur yang biasanya beralif lam walaupun dalam beberapa keadaan ia tidak beraliflam dan keberadaanya harus setelah mudhof.
25. ‘amil : isim, fi’il atau huruf yang dapat merubah akhir baris atau huruf suatu kata. Jika ia dapat merubah menjadi marfu’ maka disebut ‘amil rofa’, jika ia dapat merubah menjadi mansub maka disebut amil nashob, dan seterusnya.
26. I’rab : perubahan akhir kata dikarenakan perbedaan ‘amil-‘amil yang masuk kepada kata itu, bisa perubahannya secara lafadz (nyata) ataupun taqdir (tidak nyata).
27. Taqdir : Merupakan lawannya lafdziyyah (nyata), atau bisa kita katakan tersembunyi.
28. Kalam : adalah lafadz (bukan isyarat) murokkab yang tersusun (terdiri dari beberapa kata) mufiid (dapat dimengerti/ memberi faidah) dengan bahasa arab.
29. Kalimat (kata) : lafadz yang mempunyai satu makna tunggal yang biasa dipakai
30. Kalim : nama jenis yang setiap satu bagiannya disebut kalimat, yaitu: Isim, Fi’il dan Huruf. Jika Kalimat itu menunjukkan suatu arti pada dirinya sendiri tanpa terikat waktu, maka Kalimat tsb dinamakan KALIMAT ISIM. Jika Kalimat itu menunjukkan suatu arti pada dirinya sendiri dengan menyertai waktu, maka Kalimat tsb dinamakan KALIMAT FIIL. Jika Kalimat itu tidak menunjukkan suatu arti pada dirinya sendiri, melainkan kepada yang lainnya, maka Kalimat tsb dinamakan KALIMAT HURUF
Ilmu shorof (tashrif) adalah salah satu ilmu selain ilmu nahwu di dalam
mempelajari bahasa Arab. Nahwu dan sharaf adalah ilmu yang saling
melengkapi.
Ilmu shorof adalah ilmu yang intinya adalah mempelajari bentuk kata dan pola-pola kata, timbangan (wazan), perubahan bentuk kata, dan seterusnya.
Dalam bahasa Inggris, kita bisa namakan ilmu ini adalah Arabic Morphology.
Untuk menguasai ilmu shorof dan nahwu, pemula harus mengetahui arti dan definisi dari istilah-istilah dalam ilmu shorof dan istilah-istilah dalam ilmu nahwu
Di bawah ini, kamu dapat mengetahui daftar istilah dalam pelajaran Bahasa Arab dan maknanya.
Ilmu shorof adalah ilmu yang intinya adalah mempelajari bentuk kata dan pola-pola kata, timbangan (wazan), perubahan bentuk kata, dan seterusnya.
Dalam bahasa Inggris, kita bisa namakan ilmu ini adalah Arabic Morphology.
Untuk menguasai ilmu shorof dan nahwu, pemula harus mengetahui arti dan definisi dari istilah-istilah dalam ilmu shorof dan istilah-istilah dalam ilmu nahwu
Di bawah ini, kamu dapat mengetahui daftar istilah dalam pelajaran Bahasa Arab dan maknanya.
Daftar istilah-istilah dalam pelajaran Bahasa Arab
Daftar istilah dalam pelajaran bahasa Arab tidak saya tulis berurutan,
sebab saya menulis istilah yang pertama kali saya temukan dalam
catatan/buku saya itulah yang saya tulis di sini dan seterusnya.
Jadi jika ingin mencari istilah dalam ilmu nahwu dan sharaf, silakan
menggunakan fasilitas pencarian (search box) yang ada di blog ini.
- فتحة (fat-hah) = salah satu tanda harakat yang berbunyi "a"
- ضمة (dhammah) = salah satu tanda harakat yang berbunyi "u"
- كسرة (kasrah) = salah satu tanda harakat yang berbunyi "i"
- سكون / جزم (sukun/jazm) = tanda sukun
- مفتوح = huruf yang mempunyai tanda fathah
- مضموم = huruf yang mempunyai tanda dhammah
- مكسور = huruf yang mempunyai tanda kasrah
- مجزوم (majzuum) = huruf/kata yang mempunyai tanda sukun atau jazm.
- مرفوع (marfuu') = kata yang i'rabnya rafa.
- منصوب (manshuub) = kata yang i'rabnya nashab.
- مجرور (majrur) = kata yang i'rabnya khafad/jar.
Catatan:
Mengenai i'rab marfu', manshub, dan majrur terutama yang ismun (kata benda), sudah ada catatan pelajarannya di :
- فا ء الكلمة (fa alkalimah) = huruf pertama dari kata dasar/acuan pada sebuah kata di dalam bahasa Arab.
- عين الكلمة ('ain alkalimah) = huruf kedua dari kata dasar/acuan pada sebuah kata di dalam bahasa arab.
- لام الكلمة (lam alkalimah) = huruf ketiga dari kata acuan di dalam bahasa arab.
Catatan:
Kata yang menjadi acuan (terutama dengan perubahan kata kerja) adalah fa'ala = فَعَلَ
Sehingga huruf pertama fa (ف ), huruf kedua 'ain (ع ), huruf ketiga lam (ل ) .
Contoh = كَتَبَ (kataba).
Untuk kata kerja kataba, maka faul kalimah nya adalah kaf (ك), 'ainul
kalimahnya adalah ta (ت), sedangkan lamul kalimahnya adalah ba (ب).
- كلمة (kalimah) = kata/word.
- جملة (jumlah) = kalimat/sentence.
- حرف (harf) = huruf.
- إسم (ism) = kata benda/noun.
- فعل (fi'l) = kata kerja/verb.
- الماضي (al-maadhi) = menunjukkan kejadian pada waktu lampau/telah terjadi (past tense/perfect tense).
- المضارع (al-mudhaari') = menunjukkan kejadian yang sedang terjadi dan/atau yang akan terjadi (imperfect tense).
- الأمر (al-amr) = perintah (fi'il amr berarti
- فعل الازم (fi'l laazim) = kata kerja yang tidak memerlukan objek (kata kerja intransitive).
- فعل المتعدي (fi'il muta'addi) = kata kerja yang memerlukan objek (kata kerja (transitive).
- إثبات (itsbaat) = positif.
- نفي (nafii) = negatif.
- فعل معلوم/فعل معروف (fi'l ma'luum/fi'l ma'ruuf) = kalimat aktif (pelaku diketahui).
- فعل مجهول (fi'l majhuul) = kalimat pasif (pelaku tidak
diketahui/menggunakan kata kerja bentuk pasif yang biasanya diucapkan
ketika pelaku tidak disebutkan)
- ثلاثي (tsulaatsi) = triliteral/tiga huruf/kata yang terdiri dari tiga huruf dasar.
Fi'l ats-tsulaatsi = fi'il yang terdiri dari tiga huruf, contoh: نَصَرَ
(nashara=menolong), hurufnya terdiri dari huruf nun, shad, ra.
- رباعي (rubaa'i)= quadriliteral/empat huruf pembentuk kata.
Fi'l rubaa'i = fi'il yang terdiri dari empat huruf, contoh بَعْثَرَ
(ba'tsara = menabur/mengacaukan), hurufnya terdiri dari huruf ba, 'ain,
tsa, ra.
- مجرد (mujarrad) = kata yang berisi hanya tiga huruf (tanpa huruf tambahan).
- مزيد فيه (maziid fiih) = kata yang berisi huruf pembentuk kata ditambah dengan huruf tambahan.
catatan:
a. Fi'l tsulaatsi mujarrad = fi'il (al-maadhi) yang dibentuk hanya tiga huruf.
b. Fi'l tsulaatsi maazid fiih = fi'il (al-maadi) yang dibentuk dari tiga huruf plus huruf tambahan.
c. Fi'il rubaa'i mujarrad = fi'il (madhi) yang dibentuk dari empat huruf saja.
d. Fi'l rubaa'i maazid fiih = sama seperti poin c hanya saja ditambah dengan huruf tambahan.
- مصدر (mashdar) = verbal noun/kata kerja yang dibendakan dalam artian tidak terikat dengan waktu kejadian atau free of tense.
Contoh:
fi'l = نَصَرَ = nashara = menolong (telah menolong/waktu lampau/past tense).
mashdar = نَصْرٌ = nashrun = pertolongan/kemenangan.
Dari kata kerja menolong menjadi kata benda yaitu pertolongan.
- مشتق (musytaq) = derivative (kata benda yang merupakan turunan/kata turunan dari kata kerja)
Contoh:
نَصَرَ (kata kerja), turunannya adalah نَاصِرٌ (naashirun = orang yang menolong/penolong).
- صيغة (shighah) = bentuk kata.
Catatan:
Bentuk kata tersebut terdiri dari:
a. فعل ماض (fi'l maadhi)
b. فعل مضارع (fi'lul mudhaari')
c. إسم مصدر (ismu mashdarin/isim mashdar)
d. إسم فاعل (ismu faa'il/isim fa'il = kata benda yang jabatannya sebagai subjek/pelaku perbuatan)
e. إسم مفعول (ismu maf'uulin/isim maf'ul = kata benda yang jabatannya sebagai objek)
f. فعل أمر (fi'lu amrin/fi'l amr = kata kerja bentuk perintah)
g. فعل نهي (fi'lu nahyin/fi'il nahyi = kata kerja bentuk larangan)
h. إسم زمن (isim zaman = keterangan waktu)
i. إسم مكان (isim makaan = keterangan tempat)
j. إسم الة (isim alat).
Jadi terdapat 9 sighah atau sembilan bentuk kata dalam bahasa arab (bukan sepuluh, karena isim zaman dan isim makaan sama bentuknya sehingga dijadikan satu bentuk).
- المفرد (al-mufrad) = kata dalam bentuk tunggal/singular.
- المثنى (al-mutsanna) = kata dalam bentuk dual/dua.
- الجمع (al-jam'u) = kata dalam bentuk jamak/jama'.
Catatan:
Ada dua bentuk jamak, yaitu:
a. الجمع السالم (jamak salim) = jamak yang selamat/jamak yang kata dasarnya tidak berubah jika kata itu dalam bentuk jamak. Hanya ditambah huruf waw dan nun.
Contoh: mufrad مُسْلِمٌ (muslimun) , jamaknya adalah مُسْلِمُوْنَ (muslimuuna).
b. الجمع المكسر (jamak mukassar/jamak taksiir) = jamak yang berubah bentuk dari kata mufrad/tunggalnya.
Contoh: mufrad وَلَدٌ (waladun), jamaknya adalah أَوْلاَدٌ (aulaadun).
- شبه الجملة (syibhul jumlah) = frasa atau yang menyerupai kalimat (beberapa kata yang terangkai yang menyerupai kalimat).
Contoh syibhul jumlah = فِي البَيْتِ = fil baiti = di rumah.
jar wa majrur ini dinamakan syibhul jumlah atau frasa.
- مبنيّ (mabniyyun/mabni) = adalah kata yang tetap atau tidak berubah harakatnya (walaupun ada huruf jar di depannya atau jabatannya pada kalimat berubah).
Contoh mabni adalah dhamir = هو , هما , dst.
Huwa, huma, hum, dst itu harakat pada huruf terakhirnya tidak pernah berubah alias tetap. Jadi tidak akan pernah jadi huwi atau huwu misalnya, dia tetap huwa.
- عامل ('aamil) = kata yang menyebabkan kata yang mengikutinya i'rab (berubah harakatnya).
- معمول (ma'muul) = kata yang mu'rab (berubah harakatnya) akibat adanya 'aamil.
- معرفة (ma'rifah) = definite noun (kata benda yang tertentu/khusus), biasanya kata benda didahului oleh ال (al).
- نكرة (nakirah) = indefinite noun (kata benda yang umum), kata benda berakhiran tanwin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar