PEMBAGIAN HURUF

Pembagian Kalimah/Kata dalam Bahasa Arab

  Pada catatan pertama ini, kita akan mengenal dan mengingat kembali tentang beberapa istilah yang sering digunakan dalam pelajaran Bahasa Arab. Tulisan ini sengaja saya buat ringkas disertai dengan diagram pohon untuk membantu dalam memahami setiap pokok bahasan yang ada.

Harfun

Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.

Huruf Mabani dan Ma'ani

Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna. Baru bisa kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis.

- Huruf 'illah, yaitu ا (alif), و (wau) dan ي (ya').
- Huruf shahih, selain ketiga huruf di atas.

Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: وَ (dan), ثمَّ (kemudian), مِنْ (dari).


"Kalimah"

"Kalimah", atau identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia, adalah lafazh yang memiliki makna. "Kalimah" dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu isim, fi'il dan huruf.

"Kalimah" tidak selalu saya terjemahkan menjadi "kata". Jika saya menulis "kalimah" dengan tanda petik, maka maknanya identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia. Adapun jika saya menulis -kalimat- (tanpa tanda petik dan akhirnya menggunakan huruf T), maka maksudnya adalah -kalimat- sebagaimana yang sudah umum kita pahami. Sebabnya adalah karena pada pembahasan selanjutnya kita akan mengenal adanya "huruf" yang termasuk kategori "kalimah". Kalau saya katakan ada "huruf" yang merupakan jenis dari "kata", tentunya akan sedikit membingungkan. Karena dalam Bahasa Indonesia, huruf ya huruf, tidak bisa menjadi kata. Semoga dapat dipahami :)
Pembagian Kalimah

A. Isim

Isim adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah isim.
Contoh: أسَدٌ (singa), شهر (bulan) dan اِستِقلاَل (kemerdekaan)

Ciri-ciri isim
  1. Tanwin, artinya setiap kata yang memiliki atau memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia adalah isim. Contoh: رجلٌ (rajulun = seorang laki-laki).
  2. Adanya alif-lam, contoh: الكتاب (al-kitabu = buku).
  3. Terletak setelah huruf nida' (untuk memanggil). Contoh: يا محمد (wahai/ya Muhammad). Setiap kata yang terletak setelah يا (wahai) maka ia adalah isim. Dalam Bahasa Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai' biasanya adalah kata benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bagian dari isim.
  4. Majrur, yang di antara tandanya adalah harakat kasrah. Majrur merupakan salah satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya isim bisa karena didahului oleh huruf jar, atau karena merupakan bentuk idhafah.

    Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, عَلىَ adalah huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.

    Untuk bentuk idhafah, misalnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن adalah mudhaf, sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebenarnya pun adalah isim. Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam kasus di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah isim.
  5. Setiap kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, الكِتابُ مُفِيْدٌ (buku itu bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut adalah kata الكِتابُ, sehingga الكِتابُ adalah isim.
Tanwin dan alif-lam tidak mungkin bersatu pada satu kata. Sebagai contoh untuk kata شجرة (pohon).

Salah: الشجَرَةٌ (asy-syajaratun)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)

B. Fi'il

Fi'il adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menunjukkan atas terjadinya suatu peristiwa pada waktu tertentu (kata kerja). Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara ciri-ciri berikut.
  1. Ta' Fa'il, yaitu huruf ت yang berkedudukan sebagai "pelaku" pekerjaan. Contoh:

    كتبتُ (katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai fa'il (pelaku).

    كتبتَ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انتَ sebagai pelaku.
  2. Ta' Ta'nits, yaitu huruf ت yang menunjukkan jenis muannats/perempuan. Contoh:

    كتبتْ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).

    تَكتب (taktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
  3. Ya' Mukhathabah, yaitu huruf ي yang menunjukkan kata ganti orang kedua atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh:

    تكتبيْن (taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
    اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!)
  4. Nun Taukid, yaitu huruf ن yang ditambahkan di akhir kata untuk menunjukkan makna penekanan. Contohnya ليكتبنَّ (liyaktubanna = hendaklah dia benar-benar menulis).
Terdapat ciri lain yang memudahkan kita untuk mengenali suatu kata itu fi'il atau bukan, yaitu apabila kata tersebut didahului oleh قدْ (qad), س dan سوف (saufa). Contoh:

( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت adalah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ adalah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون adalah fi'il.


C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" adalah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" karena huruf tersebut sudah memiliki arti/makna sebagaimana dikemukakan pada contoh di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum dapat kita pahami secara utuh kecuali jika sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.

=======================================================================


Macam Huruf



حَرْفٌ

A. Pengertian Huruf         


و الحرف ما لا يصلح معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
"Huruf ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il."
Dari ta'rif di atas maka dapat dijelaskan kembali bahwa huruf itu lafadz yang tidak disisipi baik oleh tanda isim maupun tanda fi'il. Contohnya yaitu seperti huruf khafadh, yaitu min, ilaa, 'an, 'alaa, dan lain sebagainya. Juga seperti huruf istifham "Hal" dan "a". Lafadz-lafadz ini disebut huruf karena tidak ditanwin atau disisipi alif lam, qad, ta' ta'nis yang disukunkan, dan sebagainya.


Penjelasan nadzam di atas:
Huruf dapat dibedakan dari isim dan fiil disebabkan huruf terlepas dari alamat-alamat isim dan fiil. Dikemukakannya contoh (هَلْ) dan (فِي) dan (لَمْ) pada nadzam di atas dimaksud sekedar untuk mengingatkan bahwa huruf terbagi pada dua bagian, yaitu huruf yang bersifat mukhtas dan yang tidak bersifat mukhtas. Salah satu jenis huruf yang tidak bersifat mukhtas adalah (هَلْ), huruf ini dapat memasuki isim dan fiil, misalnya seperti contoh berikut ini:
(هَلْ زَيْدٌ قَامَ) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
(هَلْ قَامَ زَيْدٌ؟) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
Selain itu ada contoh untuk huruf yang bersifat mukhtas, yaitu fii dan lam. Huruf yang bersifat mukhtas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
  1. Huruf yang khusus memasuki isim, seperti lafadz: (زَيْدٌ فِي الدَّارِ) Artiny: Zaid berada di dalam rumah
  2. Huruf yang khusus memasuki fiil, contohnya: (لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ) Artinya: "Zaid belum berdiri
Macam-macam huruf ini sangat banyak sekali. Misalnya saja, dalam hubungannya dengan kalimah lain, maka huruf dibedakan menjadi tiga macam:
  1. Huruf yang masuk pada kalimah isim. Misalnya huruf jar, inna dan saudara-saudaranya, huruf nida', istisna, dan lain sebagainya
  2. Huruf yang masuk pada kalimah fiil. Misalnya huruf nashab, huruf jazm, dan lain sebagainya
  3. Huruf yang bisa masuk pada kalimah fiil dan isim. Misalnya huruf athaf, wawu hal, dan lain sebagainya.
Melanjutkan pelajaran sebelumnya, mengenai pembagian huruf dalam bahasa arab.
A. Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah) Yaitu huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata.
Huruf Mabany terbagi menjadi 2:
  1. Huruf ‘illah
      Ada 3 huruf
        

2. Huruf Shahih
     Seluruh huruf hijaiyah selain huruf
             

B. Huruf Ma’any Huruf-huruf yang mempunyai makna
Huruf ma’any terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
1. Huruf Jar Huruf yang secara umum membuat huruf setalahnya secara umum berharakot akhir kasroh
Diantara huruf jer diantaranya:
2.  Huruf 'illat
   Illat artinya sebab atau penyakit, dinamakan seperti itu karena ketiga huruf ini sering menjadi sebab dalam memanjangkan huruf lain, dan juga sering dibuang dari satu kalimat karna tidak perlu.   terbagi tiga. Yaitu أ , و dan ي


3. Huruf Athaf
a. Huruf 'Athaf ada sembilan, yaitu :
وَ- فَ – ثُمَّ – حَتَّى – أَوْ – أَمْ – بَلْ – لاَ – لَكِنْ


 b. Fungsi dari huruf athaf adalah sebagai kata  hubung yang menghubungan antara kata yang sebelum dan sesudahnya



 c.  makna dan contoh huruf-huruf athaf yaitu : 


Perhatikan makna dan contoh berikut ini!
No
Huruf
Arti
Fungsi
1
وَ
Dan
Kata yang mengikuti sama dengan kata yang diikuti dalam kedudukan  dan i'rabnya
Contoh
حَضَرَ الطَّالِبُ وَالمُدَرِّسُ
Murid dan guru datang
2
فَ
Lalu
Kata yang mengikuti sama dengan kata yang diikuti dalam kedudukan  dan i'rabnya
Contoh
حَضَرَ الطَّالِبُ فََأبُوْهُ
Murid datang lalu  ayahnya
3
ثُمَّ
Kemudian
Kata yang mengikuti sama dengan kata yang diikuti dalam kedudukan  dan i'rabnya
Contoh
حَضَرَ الطَّالِبُ ثم َالمُدَرِّسُ
Murid datang kemudian bapak guru
4
حَتىَّ
Hingga
Kata yang mengikuti sama dengan kata yang diikuti dalam kedudukan  dan i'rabnya
Contoh
أَكَلْتُ السَّمَكَةَ حَتَّى رَأْسَهَا
Saya makan ikan hingga kepalanya
5
أَوْ
Atau
Untuk menunjukkan pilihan, (bisa pula untuk makna kebalikannya)
Contoh
خُذِ القَلَمَ أَوِ الوَرَقَةَ
Ambilkan pulpen atau kertas
6
أَمْ
Atau
Untuk menunjukkan pilihan
Contoh
أَخَالِدٌ حَضَرَ أَمْ عَلِيٌّ
Apakah Khalid ataukah Ali yang datang
7
بَلْ
Tetapi
Kebalikan (bisa bermakna kebalikan ungkapan sebelumnya)
Contoh
جَاءَ الطَّالِبُ بَلْ المُدَرِّسُ
Murid datang, tetapi bapak guru
Murid datang, tetapi (maksudnya yang datang) guru
8
لاَ
Bukan
Kata yang mengikuti berlawanan maksudnya dengan yang diikuti
Contoh
جَاءَ خَالِدٌ لا َعَلِيٌّ
Kholid telah datang, bukannya Ali
9
لكِنْ
Akan tetapi
Pengecualian
Contoh
مَاجَاءَ الطُلاَّبُ لكِنْ حَسَنٌ
Murid-murid tidak datang, kecuali Hasan




===================================================================



macam-macam huruf dalam bahasa arab

Huruf dalam bahasa Arab adalah kata-kata yang biasanya terdiri dari 1, 2 atau 3 huruf yang bukan isim dan bukan pula fi’il, ia memiliki fungsi yang bermacam-macam dalam sebuah kalimat ada yang sebagai kata sambung, kata depan, sumpah, penguat dan lain-lain, diantara macam-macam huruf tersebut adalah sebagai berikut:

1. Huruf Jar; huruf ini masuk ke dalam isim (kata benda). Ia memberi pengaruh jar (kasroh) kepada isim ( kata benda ) sesudahnya. Huruf-huruf jar antara lain:
Salah satu bagian dari huruf adalah harful jar (الجَرِّ حَرْفُ) Dimana huruf tersebut memberi faedah ‘memajrurkan setiap isim yang terletak setelahnya. Huruf Jar ini hanya masuk kepada isim (اِسْمٌ) ) saja, dan tidak masuk kepada fiil (فِعْلٌ) atau dapat dikatakan bahwa setiap kata (كَلِمَةٌ) yang didahului huruf ini حَرْفُ الْجَرِّ)) pasti berbentuk isimاِسْمٌ) ) Contoh :
Dengan بِ ابْدَاُ بِاسْمِ اللّٰهِ Aku mulai dengan nama allah
Didalam
فِي اَلْمَكْتَبُ في الحُجْرَةِ Meja itu didalam kamar
Diatas عَليَ اَلْكُرْسِيُّ عَليَ اْلاَرْضِ Kursi itu diatas bumi
Bagi لِ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ Pujian itu hanya bagi allah
Ke
اِلَي اَذْهَبُ اِلَي السُّوْقِ Aku pergi ke pasar
Tentang عَنْ يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الدَّرْسِ Mereka bertanya kepadamu tentang pelajaran
dari
مِنْ اَخْرُجُ مِنَ الْمَدْرَسَةِ Aku keluar dari sekolah
Huruf jar ( الجر حرف) dilihat dari segi penempatan dalam kalimat dibagi menjadi dua:
1) Huruf jar yang tak dapat dipisahkan dan selalu terikat dengan kata-kata berikutnya.
2) Huruf jar yang terpisah dan dapat berdiri sendiri.
Ad 1. Huruf jar yang tak dapat dipisahkan
1 ب berarti: dengan, kepada.contoh penulisan yang bersambung dengan isim:
Aku telah beriman kepada Allah آمَنْتُ بِاللّٰهِ
Aku bersumpah dengan hari pembalasan
اُقْسِمُ بِيَوْمِ الدِّيْنِ
Aku memulai dengan membaca Al-Fatihah بَدَأْتُ بِقِرَاءَةِ الْفَاتِحَةِ
Kadang بِ juga tidak memiliki arti apa-apa dalam sebuah kalimat. Contoh:
Dia bukanlah penyair مَا هُوَ بِشَاعِرٍ
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
اَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَحْكَمِ الحَاكِمِيْنَ
Bukankah Aku Tuhanmu? اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ
2 ل. Berarti: untuk, menunjukkan kepunyaan.
Milik Allahlah apa-apa yang ada dilangit dan dibumi لِلّٰهِ مَا فِي السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضِ
Rumah ini miliknya Muhammad هٰذَا البَيْتُ لِمُحَمَّدٍ
Al Quran ini untuk orang Islam هٰذَا القُرْانُ لِلْمُسْلِمِ
Ad 2. huruf jar yang penulisannya terpisah dengan isim.
3 اِلَي : sampai, ke, kepada.Contoh;
Aku menyempurnakan puasa sampai malam اُتِمُّ الصِّيَامَ اِلَي اللَّيْلِ
Maha Suci Allah yang menjalankan hambanya di malam hari dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha سُبْحَانَ الذِيْ اَسْرَي بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَي الَسْجِدِ اْلاَقْصَي
Aku akan pergi ke kampus اَذْهَبُ اِليَ الجَامِعَةِ
Kepada Allahlah naik perkataan yang baik اِلَي اللّٰهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ
4 عَلَي Berarti: diatas,atas, kepada.
Buku itu diatas meja اَلْكُرَّاسَةُ عَليَ الْمَكْتَبِ
Pulpen diatas buku
اَلْقَلَمُ عَليَ الْكُرَّاسَةِ
Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu berkuasa
اِنَّ اللّٰهَ عَلَي كُلِّ شِيْئٍ قَدِيْرٌ
Keselamatan atas Zaid
سَلاَمٌ عَلَي زَيْدٍ
Bershalawatlah kepada Rasul
صَلُّو عَلَي النَّبِي
Kami kirim kepada ummat itu tentara yang kamu tidak lihat وَاَرْسَلْنَا عَلَي اْلاُمةِ جنُوْدًا لَمْ تَرَوْهَا
5 عَنْ Berarti: dari, tentang, dengan
Mereka bertanya kepadamu tentang ruh يَسْئَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ
Orang-orang yang menghalangi dari jalan Allah اَلَّذيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ
Allah ridho dengan mereka رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ
Dan mereka ridho dengan Allah وَرَضُو عَنْهُ
6 في Berarti: di dalam, pada.
Di dalam masjid ada laki-laki yang senang sholat
فِي اْلمَسْجِدِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يُصَلُّوا
Sesungguhnya bagimu pada Rasulullah suri tauladan yang baik لَقَدْ كَانَ لَكُم فِي رَسُوْلِ اللّٰهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
7 مِنْ Berarti: dari, sebagian dari
Aku pulang dari sekolah اَرْجِعُ مِنَ المَدْرَسَةِ
Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَي النُّورِ
Tetapi Allah memilih sebagian rasul-rasulnya siapa yang Dia kehendaki وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَجْتَبِي مِن رُسُلِهِ مَنْ يَشَآءُ
Untuk kami perlihatkan kepadamu sebagian dari tanda-tanda Kami yang lebih besar لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الكُبْرَي

2. Huruf untuk bersumpah (qosam) ; kata depan yang digunakan untuk sumpah. Huruf-huruf qosam tersebut adalah: ب,ت و. Kata depan ini memberi pengaruh jar (kasroh) pada isim berikutnya , huruf- huruf qosam ini diartikan “demi”
Demi matahari dan waktu duha وَالشَّمْسِ وَضُحـٰهَا وَ
Demi Allah! Aku pasti akan bershodaqoh dan menjadi orang- orang yang sholeh بِاللهِ لأَصَدَّقَ وَأَكُوْنَ مِنَ الصَّالِحِيْنَ*
(bukan bagian dari Al Quran) بِ
Dan demi Allah! Aku sesungguhnya akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian وَتَاللهِ لأَكِيْدَنًَّ اَصْنٰمَكُمْ تَ
 
3. Huruf Sambung ( Athof ) yang berfungsi sebagai kata yang menghubungkan antara satu kata dengan kata lainnya. Huruf-huruf athof itu antara lain: وَ (dan ),) فَ maka), ثُمَّ (kemudian),) أَو atau). Contoh- contohnya dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:
و وَ النَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ Dan tanaman dan pepohonan keduanya bersujud
ف فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحٰبِ السَّعِيْرِ Maka mereka mengakui dosa mereka, dan kecelakaanlah bagi penghuni neraka yang menyala-nyala
ثُمَّ ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى ءَاثٰرِهِمْ بِرُسُلِنَا Lalu Kami iringkan di belakang mereka dengan rasul-rasul kami
أَو يٰبُنَيَّ إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمٰوَاتِ أَوْ فِي الأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللهُ Wahai anakku! Jika ada (perbuatan ) sebesar biji sawi dan berada di dalam batu besar atau di langit atau di dalam bumi, Allah akan datang dengannya

4. Huruf Pertanyaan (istifham), yaitu huruf yang digunakan untuk bertanya, huruf istifham antara lain: هَلْ (apakah,( كَمْ (berapa banyak أَ ,((apakah), أَمْ (ataukah). Contoh-contonya dalam Al Qu’an adalah sebagai berikut:
Maka kembalikanlah penglihatan! Apakah kamu melihat suatu yang tidak seimbang فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُوْرٍ هَلْ
Berapa banyak dari kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok yang besar كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً كَمْ
Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah ………….Yang Ia bangun. أَ أَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنٰـهَا أَ
Apakah kamu merasa aman terhadap Yang ada di……… bahwa Ia akan mengirimkan kepadamu badai yang berbatu أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَآءِ أَنْ يُّرْسِلَ علَيْكُم حَاصِبًا أَمْ
 
5. Huruf pembatas ( adatul hashrin ), yaitu kata yang digunakan untuk membatasi makna suatu perkataan, Seperti: إِنَّمَا ( hanya saja). Contohnya:
إِنَّمَا إِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ Hanya saja orang-orang mu’min itu bersaudara

6. Huruf penguat (Taukid) , berfungsi untuk memberikan penekanan / penguat. Huruf –huruf taukid antara lain:
نَّ لَ إِنَّ أَنَّ قَدْ
Pasti/ sesungguhnya Pasti / Sesungguhnya Sesungguhnya Bahwa Sesungguhya Sungguh
Contoh-contohnya dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:
Sungguh telah ada pada Rasulullah tauladan yang baik لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ قَدْ
Apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Allah Yang telah menciptakan mereka أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللهَ الَّذِيْ خَلَقَهُمْ أَنَّ Sesungguhnya Allah adalah maha pemberi rizki yang memiliki kekuatan yang kokoh إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ إِنَّ
Dan Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya Sesungguhnya Allah maha kuat dan maha perkasa وَلَيَنْصُرَنَّ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ لَ -نَّ

7. Huruf pengecualian (Istisna’), yaitu huruf untuk pengecualian.huruf istisna’ yaitu: إلاَّ , غَيْرُ(pengecualian ). Contohnya dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:
إلاَّ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman
غَيْرُ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ Bukan orang yang dimurkai dan bukan pula orang yang tersesat

8. Huruf yang berfungsi meniadakan / menolak (Nafi), yaitu huruf untuk menunjukkan kalimat negatif. Huruf nafi antara lain: لا , مَا yang diartikan tidak. Contohnya:
لاَ يُوْفُوْنَ بِعَهْدِ اللهِ وَلاَ يَنْقُضُوْنَ الْمِيْثَاقَ Mereka menepati janji Allah dan tidak melanggar perjanjian
مَا مَا ضَلَّ صَاحَبُكُمْ وَمَا غَوَى Sahabatmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru









2 komentar:

MUQODIMAH

FAEDAH BELAJAR ILMU NAHWU Bismillah.... Faedah Pertama       Kedudukan dan Kemuliaan Mempelajari Ilmu Nahwu 1⃣ keduduk...

BAHASA ARAB ELPIKHI