Pembagian Kalimah/Kata dalam Bahasa Arab
Harfun
Harfun atau huruf, merupakan komponen penyusun kata. Huruf dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu huruf mabani/hija'i dan huruf ma'ani.
Huruf mabani/hija'i adalah huruf-huruf hijaiyah yang sudah kita kenal, mulai dari alif sampai ya'. Huruf-huruf ini tidak memiliki makna. Baru bisa kita pahami maknanya jika sudah dirangkai dengan huruf lainnya. Huruf Mabani dapat dibagi lagi menjadi dua jenis.
- Huruf 'illah, yaitu ا (alif), و (wau) dan ي (ya').
- Huruf shahih, selain ketiga huruf di atas.
Sedangkan huruf ma'ani, ialah huruf-huruf yang memiliki makna. Dalam bahasa indonesia, huruf ma'ani dikategorikan sebagai kata, tidak lagi dinamakan dengan "huruf".
Contoh: وَ (dan), ثمَّ (kemudian), مِنْ (dari).
"Kalimah"
"Kalimah", atau identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia, adalah lafazh yang memiliki makna. "Kalimah" dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu isim, fi'il dan huruf.
"Kalimah" tidak selalu saya terjemahkan menjadi "kata". Jika saya menulis "kalimah" dengan tanda petik, maka maknanya identik dengan "kata" dalam Bahasa Indonesia. Adapun jika saya menulis -kalimat- (tanpa tanda petik dan akhirnya menggunakan huruf T), maka maksudnya adalah -kalimat- sebagaimana yang sudah umum kita pahami. Sebabnya adalah karena pada pembahasan selanjutnya kita akan mengenal adanya "huruf" yang termasuk kategori "kalimah". Kalau saya katakan ada "huruf" yang merupakan jenis dari "kata", tentunya akan sedikit membingungkan. Karena dalam Bahasa Indonesia, huruf ya huruf, tidak bisa menjadi kata. Semoga dapat dipahami :)
A. Isim
Isim adalah setiap kata yang merujuk ke orang/manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna lainnya yang tidak terkait dengan waktu. Ringkasnya, semua kata yang tidak termasuk dalam kata kerja dan "huruf" maka ia adalah isim.
Contoh: أسَدٌ (singa), شهر (bulan) dan اِستِقلاَل (kemerdekaan)
Ciri-ciri isim
- Tanwin, artinya setiap kata yang memiliki atau memungkinkan untuk di-tanwin (harakat akhirnya) maka ia adalah isim. Contoh: رجلٌ (rajulun = seorang laki-laki).
- Adanya alif-lam, contoh: الكتاب (al-kitabu = buku).
- Terletak setelah huruf nida' (untuk memanggil). Contoh: يا محمد (wahai/ya Muhammad). Setiap kata yang terletak setelah يا (wahai) maka ia adalah isim. Dalam Bahasa Indonesia pun demikian, setiap kata yang muncul setelah 'wahai' biasanya adalah kata benda (nama orang misalnya). Dan kata benda termasuk bagian dari isim.
- Majrur,
yang di antara tandanya adalah harakat kasrah. Majrur merupakan salah
satu kekhususan yang dimiliki oleh isim. Majrur-nya isim bisa karena
didahului oleh huruf jar, atau karena merupakan bentuk idhafah.
Contoh: عَلىَ الشجَرَةِ (di atas pohon) merupakan bentuk jar-majrur, عَلىَ adalah huruf jar, sedangkan الشجَرَةِ (asy-syajarati) adalah isim yang karena didahului oleh huruf jar sehingga dibaca majrur dengan kasrah.
Untuk bentuk idhafah, misalnya غصْن الشجَرَةِ (ghushnusy-syajarati = ranting pohon). Kata غصْن adalah mudhaf, sedangkan الشجَرَةِ mudhaf ilaih. Perlu diingat, mudhaf ilaih selalu majrur. Jika ada satu kata yang berfungsi sebagai mudhaf ilaih dan kata tersebut dapat langsung dimajrurkan (contoh: الشجَرَةِ yang majrur dengan kasrah) maka ia adalah isim. Mudhaf (dalam hal ini غصْن ) sebenarnya pun adalah isim. Sehingga dapat kita katakan bahwa bentuk idhafah dalam kasus di atas, baik itu mudhaf maupun mudhaf ilaih, keduanya adalah isim. - Setiap kata yang menjadi pokok pembicaraan. Misalnya, الكِتابُ مُفِيْدٌ (buku itu bermanfaat). Yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut adalah kata الكِتابُ, sehingga الكِتابُ adalah isim.
Tanwin dan alif-lam tidak mungkin bersatu pada satu kata. Sebagai contoh untuk kata شجرة (pohon).
Salah: الشجَرَةٌ (asy-syajaratun)
Benar: شجَرَةٌ (syajaratun) atau الشجَرَة (asy-syajaratu)
B. Fi'il
Fi'il adalah sebuah kata yang berfungsi untuk menunjukkan atas terjadinya suatu peristiwa pada waktu tertentu (kata kerja). Fi'il dapat diidentifikasi dengan melihat salah satu di antara ciri-ciri berikut.
- Ta' Fa'il, yaitu huruf ت yang berkedudukan sebagai "pelaku" pekerjaan. Contoh:
كتبتُ (katabtu = aku telah menulis), huruf ta' di sini maknanya kembali ke dhamir (kata ganti) أنا sebagai fa'il (pelaku).
كتبتَ (katabta = kamu telah menulis), huruf ta' maknanya kembali ke dhamir انتَ sebagai pelaku. - Ta' Ta'nits, yaitu huruf ت yang menunjukkan jenis muannats/perempuan. Contoh:
كتبتْ (katabat = dia perempuan telah menulis). Huruf ta' sukun di akhir, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan).
تَكتب (taktubu = dia perempuan sedang/akan menulis). Huruf ta' di awal, maknanya kembali ke dhamir هي (dia perempuan). - Ya' Mukhathabah, yaitu huruf ي yang menunjukkan kata ganti orang kedua atau "kamu" atau pihak yang diajak bicara. Contoh:
تكتبيْن (taktubiina = kamu perempuan sedang menulis)
اُكتبي (uktubii = wahai kamu perempuan, tulislah!) - Nun Taukid, yaitu huruf ن yang ditambahkan di akhir kata untuk menunjukkan makna penekanan. Contohnya ليكتبنَّ (liyaktubanna = hendaklah dia benar-benar menulis).
( قدْ قامَتِ الصلاة ) maka kata قامَت adalah fi'il.
( سَيَذهَبُ ) maka kata يَذهَبُ adalah fi'il.
( سَوْف تعْلَمُون ) maka kata تعْلَمُون adalah fi'il.
C. Huruf
Huruf yang termasuk kategori "kalimah" adalah huruf ma'ani. Huruf ma'ani dikategorikan sebagai "kalimah" karena huruf tersebut sudah memiliki arti/makna sebagaimana dikemukakan pada contoh di awal. Hanya saja, maksud/maknanya belum dapat kita pahami secara utuh kecuali jika sudah digandengkan dengan kata lainnya. Dalam bahasa Indonesia, huruf identik dengan kata sambung atau yang sejenisnya.
=======================================================================
Macam Huruf
حَرْفٌ
A. Pengertian Huruf
"Huruf ialah lafadz yang tidak layak disertai tanda isim atau tanda fi'il."
Dari ta'rif di atas maka dapat dijelaskan kembali bahwa huruf itu lafadz
yang tidak disisipi baik oleh tanda isim maupun tanda fi'il. Contohnya
yaitu seperti huruf khafadh, yaitu min, ilaa, 'an, 'alaa, dan lain
sebagainya. Juga seperti huruf istifham "Hal" dan "a". Lafadz-lafadz ini
disebut huruf karena tidak ditanwin atau disisipi alif lam, qad, ta'
ta'nis yang disukunkan, dan sebagainya.
Penjelasan nadzam di atas:
Huruf dapat dibedakan dari isim dan fiil disebabkan huruf terlepas dari alamat-alamat isim dan fiil. Dikemukakannya contoh (هَلْ) dan (فِي) dan (لَمْ)
pada nadzam di atas dimaksud sekedar untuk mengingatkan bahwa huruf
terbagi pada dua bagian, yaitu huruf yang bersifat mukhtas dan yang
tidak bersifat mukhtas. Salah satu jenis huruf yang tidak bersifat
mukhtas adalah (هَلْ), huruf ini dapat memasuki isim dan fiil, misalnya seperti contoh berikut ini:
(هَلْ زَيْدٌ قَامَ) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
(هَلْ قَامَ زَيْدٌ؟) Artinya: "Apakah Zaid berdiri?"
Selain itu ada contoh untuk huruf yang bersifat mukhtas, yaitu fii dan
lam. Huruf yang bersifat mukhtas ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
- Huruf yang khusus memasuki isim, seperti lafadz: (زَيْدٌ فِي الدَّارِ) Artiny: Zaid berada di dalam rumah
- Huruf yang khusus memasuki fiil, contohnya: (لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ) Artinya: "Zaid belum berdiri
Macam-macam huruf ini sangat banyak sekali. Misalnya saja, dalam
hubungannya dengan kalimah lain, maka huruf dibedakan menjadi tiga
macam:
- Huruf yang masuk pada kalimah isim. Misalnya huruf jar, inna dan saudara-saudaranya, huruf nida', istisna, dan lain sebagainya
- Huruf yang masuk pada kalimah fiil. Misalnya huruf nashab, huruf jazm, dan lain sebagainya
- Huruf yang bisa masuk pada kalimah fiil dan isim. Misalnya huruf athaf, wawu hal, dan lain sebagainya.
Syukron katsiron
BalasHapusbudaya menulis yang baik adalah mencantumkan sumber yang jelas
BalasHapus